Arya juga menjelaskan, meskipun isu prioritas mahasiswa adalah tersedianya lapangan kerja, terdapat hasil data yang agak berlawanan.
Sebanyak 40,12 persen responden mengaku yakin akan mendapat pekerjaan setelah lulus. Fakta ini menunjukkan dua sisi responden terhadap dua pertanyaan berbeda.
Ketika ditanya tentang isu yang harusnya diprioritaskan oleh capres, responden memosisikan diri sebagai pengamat.
Sedangkan saat responden berperan sebagai pelaku, atau seseorang yang akan bekerja, mereka merasa yakin akan mendapat pekerjaan.
“Jadi, ini dua hal yang berbeda. Rasa aman mereka terhadap pascakampus akan seperti apa. Dan bagaimana prospek yang disediakan oleh pilihan-pilihan politik di tahun depan. Kalau misalnya ada capres yang membuka peluang pasar kerja bukan sekedar relasi industrial, seperti entrepreneurship. Apalagi sekarang dengan media digital. Tentunya itu akan menjadi ceruk baru,” tambah Arya.
Hasil survei tersebut masih perlu ditelusuri lebih lanjut, terutama pemaknaan mahasiswa akan “lapangan kerja” yang menjadi keresahan utama.
Baca Juga:
Menko Yusril: Syarat Capres Tanpa Threshold Bakal Dibahas Lewat Revisi UU Pemilu
Lapangan kerja di sektor formal, tentunya akan jauh berbeda dengan pekerjaan non-formal.
Dimensi tersebut juga akan memberikan hasil yang berbeda dalam isu prioritas mahasiswa.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.