WahanaNews.co | Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mutiara Banten (STKIP Mutiara Banten) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Kampus yang menyelenggarakan program pendidikan profesi guru itu berada di bawah naungan Yayasan Permata Banten berdiri pada 26 Desember 2012.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Ketua STKIP Mutiara Banten Prof. Dr. Arifin Sitio, M.Sc bercerita awal mulai merintis STKIP Mutiara Banten sehingga mengambil bagian dalam upaya mencerdaskan generasi penerus bangsa di Provinsi Banten.
Sebuah perjalanan cukup panjang hingga akhirnya meluluskan delapan angkatan.
Menurut cerita Arifin, sebelum mendirikan SKTIP Mutiara Banten, ia pernah menjabat sebagai direktur di salah satu lembaga pendidikan nasional di Jakarta.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Selama menjabat direktur, dirinya banyak berurusan soal perizinan di kementerian pendidikan.
Setelah sekian tahun, ia pun memutuskan hengkang dari lembaga pendidikan itu karena kurang setuju dengan tujuan didirikannya lembaga tersebut.
“Saya keluar dari lembaga itu karena tujuannya bukan pendidikan tapi berbisnis,” kata Arifin kepada WahanaNews.co di Cibubur, Rabu (8/5/2024).
Ide dan semangat membuka kampus sendiri pun kian membuncah.
Segera ia mulai mempersiapkan seluruh syarat-syaratnya termasuk mengurus perizinan.
Tiga tahun bolak balik ke Dikti, akhirnya, berkat bantuan salah satu eks mahasiswanya yang saat itu telah menjadi anggota dewan di legislatif, izin kampus miliknya akhirnya mulai dilirik dan diperhatikan oleh pihak Dikti.
Ia pun kembali menghadap Dikti dan menceriterakan maksud dan tujuan dirinya mendirikan kampus.
Pihak Dikti menyarankan agar buka kampus di Banten karena wilayah itu masih perlu mendapat perhatian di bidang pendidikan.
“Kurang lebih 3 tahun akhirnya izin kampus keluar sehari setelah Natal yaitu pada 26 Desember 2012. Puji Tuhan ini menjadi kado Natal untuk saya,” ujar Arifin.
Sebelum mengantongi izin kampus, tantangan berikutnya ialah Dikti meminta jaminan harus ada di rekening Yayasan Permata Banten dana sebesar Rp 5 miliar.
Arifin kembali memberanikan diri untuk meminta penurunan jaminan kepada Dikti.
Akhirnya Dikti bersedia menurunkan jaminan dari Rp 5 miliar menjadi Rp 2 miliar yang harus ada di Rekening Yayasan Permata Banten.
Setelah jaminan ada di rekening Yayasan Permata Banten, maka rekening tersebut di Copy diserahkan ke Kelembagaan Dikti.
Pembangunan gedung kampus STKIP Mutiara Banten pun mulai dilakukan di Jalan Stadion Badak, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang yang waktu itu masih berupa lahan kosong.
Selama pembangunan kampus ini pun, kata Arifin, tantangan dari sejumlah oknum seperti TNI dan Polisi, termasuk para jawara untuk mengutip biaya koordinasi.
“Semua bisa kita selesaikan berkat komunikasi yang baik dengan pihak-pihak tersebut,” ungkap Arifin.
Menurut Arifin, tahun pertama berdiri, sebanyak 20 mahasiswa terdaftar mengikuti pendidikan di STKIP Mutiara Banten.
Selama dua tahun berjalan, operasional STKIP disubsidi.
Uang yang didapat dari kampus, sebagian disisihkan untuk pembangunan infrastruktur, dan membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkan pendidikan.
Bahkan, demikian Arifin bercerita, pernah suatu waktu ia mengajak seorang pemuda sekitar kampus untuk mau bersekolah di kampus dan memberikan beasiswa, tapi tidak bersedia dan memilih untuk langsung bekerja di tempat lain.
Bagi Arifin, sebenarnya pendidikan kalau mau baik tergantung dari pemerintah.
“Harus ada political will dari pemerintah. Memang banyak yang sudah punya niat untuk sekolah dan belajar, tapi banyak juga yang pengen sarjana tapi tanpa belajar,” tegas Arifin.
Menurut Arifin, alasan mengapa hal itu terjadi karena pemerintah masih melonggarkan aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah melalui PD Dikti.
Semestinya, jika pihak kampus mendaftarkan mahasiswanya ke PD Dikti tahun 2024, 4 tahun kemudian baru bisa lulus.
Namun yang terjadi ialah baru daftar 2024, seolah-olah sudah terdaftar 4 tahun lalu dan bisa lulus.
“Inilah awal mula terjadinya jual beli ijazah,” ungkapnya.
Namun, kata Arifin, pemerintah saat ini telah mengeluarkan Pin Ijazah.
Begitu masuk semua data nilai, beberapa minggu kemudian keluarlah Pin dan Nomor Ijazah yang sah.
Arifin mengungkapkan sebagian masyarakat di Banten masih menganggap usaha untuk belajar tidak begitu penting, yang penting bagaimana mendapatkan ijazah. Padahal pemerintah bukan hanya membantu yang mau bersekolah tapi juga yang tidak mau pun harus didorong untuk sekolah menjadi pintar.
“Hal ini yang selalu kita dorong kepada masyarakat Banten selama kurang lebih 10 tahun agar mau sekolah atau kuliah karena anak-anak yang mau sekolah ini lah yang menjadi penerus bangsa,” jelasnya.
Dua Target
Arifin mengatakan ada 2 target ke depan, pertama, jika Tuhan mengizinkan bersamaan di usianya ke 70 tahun, SKTIP Mutiara Banten berubah menjadi Institut Mutiara Indonesia.
Kedua, menambah pembangunan infrastruktur kampus dengan membuka program pasca sarjana.
“Ini dua target ke depan,” pungkasnya sambil mengajak pomparan marga Sitio dimana pun berada untuk mengirimkan anaknya untuk kuliah di STKIP Mutiara Banten.
Saat ini, STKIP Mutiara Banten yang berada di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV memiliki empat Jurusan Program Studi.
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terakreditasi Baik, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) terakreditasi Sangat Baik, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) terakreditasi Baik, dan Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) terakreditasi. Serta Institusi Mutiara Banten terakreditasi Baik.
Pada 2018, STKIP Mutiara Banten melakukan pembangunan tambahan ruangan kuliah dan sarana lainnya.
Penambahan gedung kuliah dan beberapa fasilitas tersebut dilakukan sebagai peningkatan proses belajar mengajar di STKIP Mutiara Banten.
STKIP Mutiara Banten memiliki fasilitas seperti Musholla, Lab. Audio Visual, Lab. Micro Teaching, Ruang Rapat, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Perpustakaan, Lap. Badminton, Lap. Futsal, Lap. Voli, Lap. Petanque, Lap. Basket, ke depan direncanakan akan membangun Lap. Tenis dan Kolam renang
Kampus ini juga selalu melahirkan atlet-atlet muda berbakat dan berprestasi, bahkan sering mengikuti berbagai kejuaraan di luar.
Seperti Kejuaraan Petanq, Kejuaraan Silat, Kejuaraan Catur, Kejuaraan POMKAB, dan beberapa diantaranya menjadi juara. Alumni kampus ini telah banyak diterima sebagai guru PNS dan P3K di berbagai sekolah, dan salah satunya ada yang berprofesi di Bank Nasional.
Kehadiran kampus ini mendapat sambutan dari segenap lapisan masyarakat, karena merupakan jawaban tepat terhadap kebutuhan guru dan tenaga kependidikan profesional terkhususnya di daerah Provinsi Banten.
[Redaktur: Zahara Sitio]