Atdikbud Najib juga berharap agar program ini bisa terus dilanjutkan dan ditingkatkan pada waktu yang akan datang.
Melalui program ini, tambah Najib, guru melakukan observasi proses belajar mengajar dan memperoleh kesempatan belajar bagaimana meningkatkan kualitas sekolah.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
Selain itu, guru juga berperan sebagai duta budaya. Mereka mengenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada siswa-siswa Australia.
“Program ini sangat positif bagi kedua belah pihak. Siswa dan guru Australia bisa belajar dari Indonesia, dan guru-guru Indonesia juga bisa belajar dari Australia. Hal ini dapat membangun kedekatan Indonesia dan Australia melalui interaksi dan pengenalan masing-masing budaya. KBRI Canberra sangat mendukung program semacam ini,” kata Najib dalam keterangan resminya kepada media, Rabu (9/8/2023).
Menurut Encang, guru bahasa inggris di SMA Negeri 3 Banjar, dirinya senang mendapat kesempatan mengikuti program pertukaran guru ke Australia. Selama di sekolah Canberra, Encang mengaku belajar banyak mengenai keunggulan sekolah di Canberra.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
“Saya mendapatkan banyak pembelajaran selama di Canberra. Saya akan membawa pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh disini untuk saya bagikan ke rekan-rekan guru di Banjar. Dan yang lebih penting, saya akan menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas yang saya asuh”, jelas Encang.
Sementara Krisma, yang merupakan guru sosiologi di SMA Negeri 3 Banjar merasa sangat bersyukur bisa terpilih dan mendapatkan kesempatan berkunjung ke sekolah di Australia.
Menurutnya, dari ratusan pelamar program pertukaran guru, hanya 20 orang yang mendapat kesempatan berangkat ke Australia. Sehingga ketika terpilih dalam program ini, Krisma bertekad untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.