Kemendiktisaintek menegaskan tidak akan mengubah sistem pembelajaran dan kurikulum yang sudah ada, tetapi akan memperkuat pendampingan bagi siswa kelas 12 menjelang proses seleksi perguruan tinggi.
Mulai Agustus 2025, para siswa kelas akhir di sekolah-sekolah tersebut akan menjalani pembinaan intensif, yang juga mencakup pelatihan bagi para guru dan tim manajemen sekolah.
Baca Juga:
PLN dan ESDM Pastikan Tarif Listrik Tak Naik Hingga September 2025
“Bimbingan akan dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya kepada siswa, tetapi juga kepada guru dan manajemen sekolah,” jelas Stella.
Selain pengembangan Sekolah Garuda Transformasi, pemerintah juga tengah menyiapkan pembangunan empat Sekolah Garuda Baru yang ditargetkan beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027.
Proses pemilihan lahan dan perencanaan fisik telah dimulai di beberapa daerah.
Baca Juga:
Menuju Net Zero 2060, PLN Siap Kawal Energi Bersih Lewat PLTP dan PLTS
Sekolah Garuda Baru ini akan menggunakan sistem asrama dan dirancang untuk menampung sekitar 150 siswa berprestasi dari seluruh Indonesia setiap angkatan.
Lokasi pembangunan mencakup Kota Soe di Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, serta Nabire di Papua Tengah.
“Anak dari Aceh bisa tinggal di Papua, anak dari Jawa bisa belajar di Nusa Tenggara Timur dan mereka akan saling memahami dan menghargai perbedaan,” ujar Stella.