Dengan mempertimbangkan kompleksitas faktor penyebab putus sekolah, Wamen Fajar kembali mengingatkan pentingnya peningkatan kapasitas guru, terutama dalam konseling dasar dan dukungan psikologis.
“Banyak anak menghadapi kelelahan mental. Karena itu semua guru harus punya keterampilan konseling dasar,” tegasnya.
Baca Juga:
Kemen PPPA Apresiasi Program Humanis Kemendikdasmen untuk Lindungi Anak di Sekolah
Ia menilai dukungan emosional dari lingkungan sekolah sangat menentukan keberlanjutan belajar anak-anak dengan risiko tinggi putus sekolah.
Menurutnya, angka putus sekolah yang tinggi akan menimbulkan dampak besar bagi bangsa di masa depan.
“Jika angka putus sekolah dibiarkan, beban ekonomi dan sosial ke depan akan sangat besar. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa,” tuturnya.
Baca Juga:
Bahasa Inggris Jadi Pelajaran Wajib di SD Didukung Pakar UGM, Tapi Kasih Catatan Ini
Dampak tersebut, lanjutnya, bukan hanya dirasakan individu yang kehilangan kesempatan, tetapi juga memengaruhi produktivitas nasional dan meningkatkan beban sosial negara.
Menutup sambutannya, Wamen Fajar mengajak seluruh pihak untuk memperkuat jejaring dan memperluas cakupan Gerakan ARPS.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Pendidikan adalah urusan bersama, pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat harus bergerak bersama,” ujarnya.