Dengan begitu, kami menyerukan bahwa lifestyle terus jalan, investasi tetap aman, dan jadi #FinanciallyFit bisa dilakukan bersamaan, selama pembagian dananya sudah benar dengan tidak mengorbankan dana darurat atau investasi."
Fakta unik lain yang diungkap riset ini adalah, ternyata jumlah generasi muda yang menganggap definisi "kaya" adalah mereka yang sering liburan, naik sebesar 350% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Pelestarian Kain Tenun, Disdikbud Sultra Gelar Job Fair di Kendari
Namun, mereka yang yang percaya bahwa definisi "kaya" berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non-investasi, seperti rumah mewah atau fashion bermerek ataupun sering travelling/konser, memiliki skor kesehatan finansial yang rendah.
Di sisi lain, mereka yang mengaitkan "kaya" dengan memiliki produk investasi seperti emas, properti yang disewakan, produkbank lainnya, memiliki skor finansial yang lebih sehat.
Menanggapi hal tersebut, Najwa Shihab, seorang jurnalisdan pendiri Narasi mengatakan, "Menjadi generasi muda yang berkualitas bisa diawali dengan memiliki mindset yang benar tentang "kaya".
Baca Juga:
Pemkot Surabaya Beri Penghargaan untuk 36 Pemuda Berprestasi di Hari Sumpah Pemuda
Jangan mudah tergiur dengan apa yang dilihat di media sosial, karena tidak semuanya seindah kelihatannya. Nah, di sinilah media dan public figure bisa ikut mengambil peran dalam membentuk mindset generasi muda tentang kesehatan finansial. Yang dibagikan tidak harus selalu tentang kekayaan dan kemewahan, tetapi juga bagi ilmu bermanfaat tentang bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik.
Di sisi lain, generasi muda juga harus mau belajar dan disiplin mengatur uang dan berinvestasi sejak dini, agar bisa menjadi trend setter bukan hanya dalam hal lifestyle tapi juga finansial."
Menambahkan tentang tren di kalangan anak muda, Inggit Primadevi, Director Consumer Insights di NIQ Indonesia mengungkapkan bahwa ada 54% generasi muda yang saat ini merupakan bagian dari sandwich generation.