WahanaNews.co | Paylater atau "beli sekarang bayar nanti", jadi salah satu metode pembayaran digital di e-commerce yang diminati konsumen Indonesia.
Hal ini tergambar dari riset tahunan bertajuk “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia” yang dilakukan Kredivo bersama Katadata Insight Center.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Kejaksaan dan Pertamina Jelaskan ke Masyarakat Terkait Kasus Dugaan Oplos BBM
Riset ini memanfaatkan data primer dengan 16 juta sampel transaksi pembayaran yang berasal dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce terbesar di Indonesia selama 2021.
Adapun survei dilakukan pada 3.000 responden dari berbagai wilayah Indonesia.
Riset tersebut menyebutkan, sebanyak 38% konsumen menggunakan paylater saat berbelanja di e-commerce dalam 1 tahun terakhir, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 28%.
Baca Juga:
BPKN RI Segera Panggil Dirut Pertamina Terkait Dugaan Pengoplosan Pertamax-Pertalite
Masyarakat juga semakin familiar dengan metode pembayaran paylater untuk berbelanja secara online, dengan 90% dari responden mengetahui adanya metode pembayaran menggunakan paylater, dan 65% responden menyatakan tidak menemukan kendala tertentu dalam penggunaan paylater.
Selain itu, sebanyak 56% responden merasakan manfaat fleksibilitas dengan pembayaran cicilan paylater, dan 55% responden menilai kemudahan akses paylater membantu mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan kredit.
“Sebagai pelaku pembayaran kredit digital dengan terintegrasi dengan paling banyak merchant e-commerce ternama, data transaksi yang Kredivo miliki sangat kaya dengan informasi yang menjadi dasar riset ini untuk menggali lebih dalam kebiasaan berbelanja online masyarakat Indonesia."
"Kami optimistis kedepannya layanan kredit digital yang fleksibel, terjangkau, dan aman dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri e-commerce, sekaligus mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” kata VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam peluncuran riset “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia”, awal Juni ini.
Beberapa temuan lainnya dari riset ini antara lain jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier dua mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksinya meningkat dari 31% di 2020 menjadi 34% di 2021, sedangkan nilai transaksinya meningkat dari 28% di 2020 menjadi 30% di 2021.
Inklusivitas layanan digital juga terlihat dari peningkatan transaksi konsumen yang berumur lebih tua, konsumen kelompok umur 36-55 tahun mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online, dengan konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19% pada 2020 menjadi 23% pada 2021. Sedangkan konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3% pada 2020 menjadi 5% pada 2021.
Karena tingginya aktivitas digital selama pandemi, jumlah transaksi pulsa dan paket data meningkat dari 14% di tahun 2020 menjadi 23% di 2021.
Sementara itu, gadget dan aksesoris menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66% dibanding tahun sebelumnya.
Laki-laki juga masih mendominasi transaksi di e-commerce. Pada tahun 2021, 62% jumlah transaksi dan 64% nilai transaksi berasal dari konsumen laki-laki.
Head of Katadata Insight Cente, Adek M. Roza menambahkan, beberapa temuan riset tahun ini semakin mengindikasikan inklusivitas layanan digital di Tanah Air.
Selain itu, beberapa pola perilaku konsumen selama pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gadget.
“Kami juga melihat bahwa konsumen semakin nyaman dan percaya dalam menggunakan layanan keuangan digital untuk bertransaksi di e-commerce, salah satunya melalui paylater yang mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Adek. [qnt]