WahanaNews.co | Masyarakat kian peduli terhadap kesehatan dan dampak lingkungan, sehingga mendorong konsumen untuk mencari alternatif pengganti daging dengan makanan yang berbasis nabati (plant-based).
Saat ini, pasar daging alternatif dunia diperkirakan mencapai US$9,5 miliar pada tahun 2023 dengan Asia yang menjadi daerah terbesar kedua di dunia untuk alternatif daging berbasis nabati.
Baca Juga:
Harga Daging Sapi di Sampit Tembus Rp180 ribu Pada H-1 Lebaran 2024
Di Indonesia, masyarakat mulai melirik makanan tersebut didukung oleh pertumbuhan bisnis F&B di Indonesia yang fokus pada makanan plant- based sebagai bukti adanya pasar untuk bisnis ini.
Penelitian Kerry baru-baru ini menunjukkan bahwa kesehatan dan kebugaran mendorong konsumen di Indonesia untuk mencari alternatif daging nabati, namun, tidak dengan pengalaman rasanya.
Konsumen mengatakan bahwa produk plant-based yang ada di pasaran tidak memiliki daya tarik dari segi rasa.
Baca Juga:
Daging Sapi Alami Kelonjakan Harga di Sigi
Protein hewani masih kerap dianggap sebagai sumber protein yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif daging, namun kini lebih banyak konsumen di Indonesia yang terbuka untuk mencoba produk plant-based karena rasa penasaran meski menganggapnya hanya sebagai makanan pendamping yang dikonsumsi sesekali, atau dimakan sebagai bagian dari diet yang dijalani.
Berdasarkan penelitian, 67% konsumen di Indonesia menyatakan minatnya pada produk plant- based, dengan 50% bersedia mengonsumsinya secara teratur. Namun, 60% konsumen mengharapkan produk plant-based dapat ditawarkan dengan harga yang bersaing dengan produk daging.
“Rasa menjadi alasan nomor satu dalam keputusan pembelian. Konsumen menginginkan produk plant-based yang sesuai dengan rasa dan tekstur daging namun dengan nutrisi yang lebih baik, diproduksi secara berkelanjutan, dan terjangkau,” kata Jie Ying Lee, Senior Strategic Manager Plant-based, Kerry APMEA, Kamis (30/6/2022)