WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mempertanyak target investasi Rp1.650 triliun pada 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan respons.
Target penanaman modal tersebut dikeluarkan dengan memperhatikan data historis dan kebutuhan untuk pemenuhan target pertumbuhan, pemberlakuan UU Cipta Kerja, kebutuhan investasi untuk mendukung kebijakan hilirisasi dan transisi energi, serta kebutuhan investasi dalam penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).
Baca Juga:
Rencana Tata kelola Kelapa Sawit Era Jokowi Dilanjutkan Prabowo
"Pemerintah, investor, asosiasi dan pelaku usaha, perbankan, maupun media berperan sangat penting dalam membangun optimisme pembangunan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak diharapkan dapat bersinergi dan memberi kontribusi yang terbaik dalam menghadapi berbagai tantangan global yang tidak mudah," tegas Airlangga melalui keterangan resmi, Sabtu (21/10/2023) melansir CNN Indonesia.
Airlangga menegaskan untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen (year on year/ yoy) pada 2023, diperkirakan kebutuhan investasi yang diperlukan yakni sebesar Rp6.189,10 triliun dengan mayoritas porsi investasi dari masyarakat sebesar 84,7 persen, kemudian dari pemerintah sebesar 9,7 persen, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Pemerintah.
Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (yoy) pada 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada pada kisaran Rp6.900 triliun.
Baca Juga:
Gubernur Khofifah Raih Gelar Doktor (HC) Bidang Ilmu Ekonomi dari Universitas Airlangga
Jika dilihat dari sumber investasinya, lanjut Airlangga, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi pemerintah, perbankan, pasar modal, capital expenditure BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi.
Lebih lanjut, dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi tersebut, sektor penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada 2024 diharapkan mampu memberikan sumbangan investasi di sekitar Rp1.600-an triliun.
Berdasarkan share realisasi tahun 2022 dan target 2023, sumber dari PMA dan PMDN mampu memberikan sumbangan sekitar 22 persen dari total kebutuhan investasi.