WahanaNews.co | Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti akses usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ke perbankan.
Menurutnya, berdasarkan data yang dimilikinya, baru 18 persen UMKM yang memiliki akses tersebut, dan itu masih relatif kecil.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Buka Suara Terkait Polemik Program Tapera
Padahal, kata Sri Mulyani, UMKM memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Pasalnya, 67 persen pekerja di Indonesia bekerja di sektor UMKM.
Selain itu, UMKM juga menyumbang 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sri Mulyani mengatakan hingga saat ini UMKM masih menghadapi tantangan, terutama soal akses keuangan.
"Saat ini kalau lihat di Indonesia, hanya sekitar 18 persen UMKM yang memiliki akses perbankan, ini jauh dari target 30 persen. Belum lagi selama pandemi mereka mengalami situasi yang cukup rentan," kata Sri Mulyani dalam keynote speech International Seminar Digital Transformation For Financial Inclusion, Rabu (11/5).
Baca Juga:
Perdana Menteri Singapura Juga Menjabat Sebagai Menteri Keuangan Baru
Ia mengatakan UMKM merupakan salah satu dari tiga segmen yang belum mendapatkan inklusi keuangan. Selain UMKM, yang belum mendapatkan inklusi keuangan adalah perempuan dan anak muda.
Menurutnya, tiga sektor ini harus jadi perhatian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedepannya. Ia menyebut ketiganya tengah terdampak oleh pandemi Covid-19 dan memiliki potensi untuk bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi ke depannya.
"Kami juga menyadari bahwa ini masih membutuhkan banyak pekerjaan di depan kami," katanya.