Namun, yang jadi keuntungan, adanya kemajuan teknologi informasi turut andil menyasar kecakapan di tiga kelompok ini. Misalnya, transformasi digital melalui artificial intelligence hingga analisis big data yang jadi salah satu contoh yang memudahkan.
"Kemajuan inklusi keuangan khususnya pada segmen ini pemanfaatan perempuan dan UMKM," katanya.
Baca Juga:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Buka Suara Terkait Polemik Program Tapera
Dalam hal ini, Sri Mulyani mengatakan secara global data bank dunia menyebutkan hanya 69 persen orang di dunia yang memilki akses ke lembaga keuangan. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan data 2014 yang hanya sebesar 62 persen.
Artinya, masih ada sekitar 30 persen populasi global yang belum memiliki akses finansial.
"30 persen ini kebanyakan perempuan dan UMKM," katanya.
Baca Juga:
Perdana Menteri Singapura Juga Menjabat Sebagai Menteri Keuangan Baru
Angka itu tidak jauh beda dengan kondisi di Indonesia dimana hanya 62 persen penduduk yang memiliki akses ke perbankan pada 2020.
Sri Mulyani mengakui masih banyak tantangan yang menghalangi dalam mengejar inklusi keuangan baik di Indonesia maupun secara global. Di samping itu, saat ini dunia tengah dihadapkan oleh berbagai tantangan pemulihan ekonomi. Di tengah pandemi Covid-19, ancaman selanjutnya adalah kondisi geopolitik dunia yang distimulasi oleh perang Rusia-Ukraina. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.