WahanaNews.co, Jakarta - Anggaran untuk perjalanan dinas pemerintah sepanjang 2023 telah habis Rp48,2 triliun. Total anggaran itu pun tercatat naik dari 2022 sebesar Rp37,8 triliun.
Belanja perjalanan dinas itu masuk ke dalam bagian belanja barang kementerian atau lembaga dalam postur anggaran pendapatan dan belanja negara. Pada 2023, anggaran belanja barang sendiri mencapai Rp 428,4 triliun.
Baca Juga:
Menteri Meutya Klaim 11 Pegawai Komdigi Tersangka Judol Tak Ada Eselon I atau II
Total belanja barang itu naik sekitar 0,8% dari realisasi pada 2022 yang sebesar Rp 424,9 triliun. Pada 2019 pun belanja barang masih senilai Rp 333,9 triliun.
"Belanja barang Rp 428 triliun, belanja pegawai Rp 260 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN 2023 di kantornya, dikutip Rabu (3/1/2023) melansir CNBC Indonesia.
Realisasi belanja perjalanan dinas itu menjadi yang terkecil dari total belanja barang. Tertinggi ialah belanja barang operasional atau non operasional sebesar Rp 153,3 triliun.
Baca Juga:
Sekda dan 2 Pejabat Pemko Gunungsitoli Ditetapkan Tersangka Kasus Tindak Pidana Pemilu
Diikuti oleh belanja barang yang langsung diserahkan ke masyarakat atau pemda sebesar Rp 67,8 triliun, belanja barang badan layanan umum (BLU) Rp 57,7 triliun, jasa Rp 51,2 triliun, dan pemeliharaan Rp 50 triliun.
Belanja barang yang manfaatnya langsung dinikmati masyarakat, kata Sri Mulyani di antaranya adalah bantuan operasional sekolah (BOS) di bawah Kementerian Agama Rp 10,7 triliun untuk 9,4 juta siswa.
"Kementerian Agama karena mereka memegang fungsi pendidikan biaya operasi sekolah seperti madrasah, maka kita lihat belanja barang di Kementerian Agama cukup besar," ucap Sri Mulyani.
Selain belanja barang dalam bentuk BOS di Kemenag, juga ada belanja operasional untuk 197 perguruan tinggi senilai Rp 6,5 triliun yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Adapula dalam bentuk bantuan ternak Rp 242,9 miliar dalam bentuk 25.741 ekor ternak, dan penyaluran subsidi selisih harga biodiesel sebanyak 12,2 juta kiloliter senilai Rp 18,5 triliun.
[Redaktur: Alpredo Gultom]