Ini akan membantu PLN dalam meningkatkan penjualan listrik mereka.
Di samping itu, hilirisasi sektor minerba, lanjut Mamit, merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar lagi lantaran mampu membawa efek multiplier effect yang sangat besar.
Baca Juga:
Proyek Saluran Pulomas Utara Disorot, Abdul Rauf Gaffar Terancam Dilaporkan ke APH
Contoh multiplier effect itu di antara lain menambah penerimaan negara, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, serta mendongkrak industri penunjang kegiatan penambang dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“(Hilirisasi minerba) Bisa mengurangi impor dari produk hasil smelter sehingga bisa mengurangi CAD (current account deficit), termasuk hilirisasi batubara dengan harapan bisa mengurangi impor LPG,” imbuh Mamit, saat dihubungi wartawan, Rabu (16/3/2022).
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menilai bahwa kegiatan penambangan dengan hanya menghasilkan dan menjual bahan mentah menurut Rizal seharusnya sudah menjadi masa lalu, sebab kegiatan tersebut hanya menghasilkan nilai ekonomis yang sangat kecil, serta tidak memberi nilai strategis dan vital dari kegiatan tersebut.
Baca Juga:
Biaya Rehab Gedung Kantor Sudin LH Jakut Diduga Mark-up, KPK Kemana?
Selain itu, Rizal juga menilai bahwa BUMN tambang seyogyanya bisa belajar dari pengalaman Vale Brazil.
Rizal mencatat, Vale awalnya hanya perusahaan pertambangan bijih besi, yang melakukan kegiatan penambangan bijih besi di Itabira Brazil.
Namun sejalan waktu, kegiatan operasional Vale berkembang ke sektor hilir, dengan melakukan pengolahan bijih besi untuk menghasilkan aneka produk industri seperti rel kereta, kereta api dan kendaraan lainnya.