Sebelumnya, Timah Industri melakukan proyek hilirisasi melalui pabriknya di Cilegon.
“PT TI (Timah Industri) sudah terbentuk sejak 1998 dan mulai produksi tin solder tahun 2015 dan produksi tin chemical sejak tahun 2010,” ujar Abdullah kepada wartawan, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga:
Proyek Saluran Pulomas Utara Disorot, Abdul Rauf Gaffar Terancam Dilaporkan ke APH
Upaya hilirisasi juga dilakukan oleh perusahaan tambang pelat merah lainnya, yakni PT Bukit Asam Tbk.
Mengutip pemberitaan media pada Senin (7/3/2022), emiten batubara berkode saham PTBA itu telah melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter (DME) di Kawasan industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan bersama Pertamina dan Air Products & Chemical Inc.
Proyek gasifikasi tersebut menjadi proyek strategis nasional (PSN) dan akan dilakukan selama 20 tahun dengan nilai investasi dari Air Products mencapai US$ 2,3 miliar atau setara US$ 32,9 triliun.
Baca Juga:
Biaya Rehab Gedung Kantor Sudin LH Jakut Diduga Mark-up, KPK Kemana?
Menurut perkiraan, proyek gasifikasi ini diproyeksi mampu menyerap 6 juta ton batubara per tahun dan dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.
DME ini bisa mengurangi impor liquified petroleum gas (LPG) lebih dari 1 juta ton per tahun.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan, pembangunan smelter menjadi peluang juga bagi PLN untuk berpartisipasi dalam memasok listrik ke smelter karena smelter membutuhkan listrik yang cukup besar.