“Kalau nanti ini sukses, kita perlu perluas daerah mana lagi. Maksud saya bisa Rembang, bisa Pekalongan, ada Kota Tegal, Brebes, Pemalang. Pantura yang potensi abrasi, penting dilakukan,” kata Ganjar.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya mendukung penuh upaya Gubernur Jawa Tengah untuk memperbaiki infrastruktur pesisir pantai.
Baca Juga:
Keandalan Listrik Bali Kelas Dunia dan Jarang Alami Gangguan, ALPERKLINAS Sebut 'Blackout Listrik Bali' Bukan Human Error
Salah satu dukungan PLN adalah memasok kebutuhan bahan baku pembuatan tanggul sementara menggunakan sisa abu pembakaran batu bara di PLTU.
Ia menambahkan, selama ini PLN mengolah sisa abu pembakaran menjadi bahan baku bangunan. Hasil uji KLHK, FABA aman digunakan sehingga kemudian membuat PLN semakin masif menggunakannya untuk keperluan infrastruktur masyarakat.
Terkait dengan potensinya sendiri, Khususnya di Jawa Tengah, Darmawan menjelaskan, PLN mengoperasikan PLTU Tanjung Jati B di Jepara, PLTU Rembang, dan PLTU Adipala di Cilacap.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut 'Power Wheeling' Momok Buat Konsumen Listrik di Indonesia
PLTU Tanjung Jati B mampu menghasilkan FABA sekitar 359.000 ton per tahun, sementara PLTU Rembang menghasilkan 67.000 ton per tahun, dan PLTU Adipala sebanyak 80.000 ton.
“Kami berkomitmen mendukung langkah untuk bisa gerak cepat mengatasi penurunan tanah di pesisir pantai utara. Kebetulan, PLN memiliki FABA yang terbukti mampu dan aman sebagai bahan baku tanggul sementara," ungkap Darmawan saat penananam mangrove di pinggir pantai Desa Pasar Banggi, Rembang, Kamis (16/3/2023). Penanaman dalam rangka kick off Strategi Integrasi Menuju Pantura Lestari.
Selain itu, PLN pun menggandeng berbagai pihak seperti UMKM lokal untuk bekerja sama mengolah FABA menjadi berbagai macam bahan baku bangunan maupun campuran bahan baku bangunan, seperti paving block, batako, buis beton, mortar, pembangunan jalan, beton struktural, semen pozolan, hingga geobag untuk penahan banjir dan tetrapod untuk penahan abrasi pantai.