Seluruh produk bahan baku bangunan hasil dari pengolahan FABA ini juga telah melewati pengujian dan diverifikasi kualitasnya oleh perguruan tinggi ternama di Jawa Tengah, antara lain Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
“Prosesnya dimulai dari pengayaan, pengambilan, hingga pengepresan FABA menjadi bahan baku bangunan yang kokoh. Mutu bahan baku dari FABA ini kami jamin kualitasnya, karena mengacu pada SNI," jelas Darmawan.
Baca Juga:
Keandalan Listrik Bali Kelas Dunia dan Jarang Alami Gangguan, ALPERKLINAS Sebut 'Blackout Listrik Bali' Bukan Human Error
Darmawan mengatakan, langkah pemanfaatan FABA untuk tanggul sementara ini adalah bagian dari realisasi prinsip enviroment, sustainability, and governance (ESG) yang dipegang teguh oleh PLN. Harapannya, pemanfaatan FABA bisa lebih luas, tak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat.
"Pemanfaatan FABA merupakan bukti nyata dari PLN mengolah sisa dari operasional pembangkit. Sehingga hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu sebagai bahan dasar menjaga dan melestarikan lingkungan serta menggerakkan roda ekonomi di masyarakat," kata Darmawan.
Dalam acara kick off Strategi Integrasi Menuju Pantura Lestari, PT PLN ikut berkomitmen melindungi lingkungan hidup dengan melakukan penanaman ratusan ribu bibit mangrove di lahan 100 hektare serta menyiapkan tetrapod untuk mencegah abrasi Pantai Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut 'Power Wheeling' Momok Buat Konsumen Listrik di Indonesia
"Lahan yang kami tanami mangrove awalnya 2 hektare, nantinya naik menjadi 5 hektare, 10 hektare, hingga 100 hektare," kata Darmawan usai penanaman mangrove di tepi Pantai Rembang di Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Jembatan Merah, Rembang.
Ia berharap, dengan kehadiran PLN bersama berbagai pihak bisa memperkuat alam karena dengan adanya perubahan iklim Bumi memanas akan terjadi "sea level rising" atau permukaan air laut naik kemudian diikuti abrasi.
PLN juga ikut peduli dengan menyiapkan tetrapod yang merupakan infrastruktur untuk menjaga pantai dari terjangan gelombang ombak dan bus beton agar tidak terjadi abrasi. Rencananya, kata dia, akan diuji coba di sepanjang 1,5 kilometer pantai dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.