WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kebijakan dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengundang kontroversi global setelah ia resmi memberlakukan tarif impor baru terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu (7/8/2025), dengan sebagian negara dikenai beban tarif yang sangat tinggi karena dianggap memiliki defisit perdagangan berlebih atau gagal mencapai kesepakatan dagang dengan Washington.
Langkah ini diumumkan melalui dua perintah eksekutif berbeda dan akan diterapkan secara penuh mulai 7 Agustus 2025, meskipun Kanada akan mulai lebih awal dengan pengaturan khusus terkait isu fentanyl.
Baca Juga:
Krisis Diplomatik AS–Brasil Memanas, Lula: Tak Ada Orang Asing Bisa Memerintah Saya
Gedung Putih menegaskan bahwa tarif tinggi diberlakukan berdasarkan kalkulasi surplus dan defisit perdagangan masing-masing negara terhadap Amerika Serikat.
Beberapa negara yang masuk daftar tarif lebih dari 15 persen antara lain Suriah (41 persen), Laos dan Myanmar (40 persen), Swiss (39 persen), Irak dan Serbia (35 persen), serta Brasil yang menjadi perhatian khusus dengan beban tarif mencapai 50 persen karena faktor politik dan ekonomi.
Kebijakan ini memicu reaksi keras dari berbagai pemerintah, termasuk Perdana Menteri Kanada Mark Carney yang menyatakan kekecewaannya dan mengumumkan akan mengambil langkah balasan demi menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Baca Juga:
Pembelian 50 Boeing oleh Garuda Tuai Kritik: Bandara Tak Siap, Avtur Terlalu Mahal
India juga menyampaikan protes keras usai tarif impornya dinaikkan menjadi 25 persen karena buntu dalam negosiasi di sektor pertanian dan energi, yang berdampak langsung pada gejolak politik dalam negeri dan depresiasi nilai tukar rupee.
Pemerintah Trump mengklaim kebijakan ini dirancang untuk mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat dan membangkitkan kembali kekuatan sektor manufaktur dalam negeri, meskipun penggunaan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) untuk mendasari kebijakan ini terus menuai gugatan hukum.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.