Saree Aongsomwang, Secretary-General,Thailand Consumers Council (TCC), menyatakan bahwa konferensi "Memperkuat ASEAN+3 dalam Perlindungan Konsumen di Ekonomi Digital dan AI", yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di ASEAN, merupakan kesuksesan besar.
Diselenggarakan dengan kolaborasi Dewan Konsumen Thailand, Yayasan Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Federasi Asosiasi Konsumen Malaysia (FOMCA), dan organisasi konsumen ASEAN+3 lainnya, acara ini berlangsung pada 29-30 Agustus 2024.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain bertukar pengetahuan tentang pencegahan dan pengelolaan pelanggaran hak-hak konsumen siber, konferensi ini juga mencakup penandatanganan MOU antara organisasi konsumen dari tujuh negara, yaitu Malaysia, Filipina, Myanmar, Laos, Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand.
MOU ini berfungsi sebagai kerangka kerja sama di antara organisasi konsumen ASEAN untuk meningkatkan pertukaran informasi dan pengetahuan, memastikan manfaat yang setara bagi semua negara anggota, dan memperkuat kapasitas pejabat terkait.
Konsumen Thailand, khususnya, akan sangat diuntungkan. Menurut Kepolisian Kerajaan Thailand, dalam tiga tahun dari 1 Maret 2022 hingga 31 Juli 2024, terdapat 612.603 pengaduan terkait ancaman online, dengan total kerugian mencapai THB 69.186 juta, rata-rata lebih dari THB 78 juta per hari.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Dr. Ammarin Pimnoo, Penasihat Komite Khusus untuk Regulasi dan Promosi Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Mendukung Perubahan Masa Depan di Dewan Perwakilan Rakyat Thailand, menyebutkan bahwa komite tersebut sedang mempertimbangkan pedoman secara mendesak untuk mengatur penggunaan teknologi AI.
Ini termasuk potensi legislasi tentang kecerdasan buatan di Thailand, sebuah masalah yang juga menjadi perhatian banyak negara lain, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah yang timbul dari AI dan teknologi baru yang muncul.
Alice Pham, Direktur AP Research, Vietnam, menyoroti bahwa penipuan dan skema online yang menggunakan AI menyebabkan kerugian lebih dari USD 16,23 miliar pada tahun 2023, yang setara dengan 3,6% dari PDB Vietnam. Kementerian Keamanan Publik menangani 1.500 kasus terkait, dengan kerugian finansial antara USD 318-398 juta.