WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perdagangan dan Global Australian Halal Certification
(GAHC) membahas peluang kerja sama dalam meningkatkan daya saing produk halal Indonesia di pasar Australia.
Pembahasan ini dilakukan pada audiensi antara Menteri Perdagangan, atau Mendag Busan, dengan GAHC yang berlangsung, Kamis, (23/1) di kantor Kemendag, Jakarta.
Baca Juga:
Mendag Busan Lantik Pengurus DPP GPEI, Perkuat Kolaborasi Dorong UMKM BISA Ekspor
Turut mendampingi Mendag Busan, yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati, dan Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawan.
Sementara itu, perwakilan GAHC terdiri atas Presiden Komisaris Syafii Antonio, Presiden Direktur Asroni, Human Resources Direktur Teddy Soeyoedi, Executive Marketing M. Firaldi Zulkarnain, dan Ketua Indonesia Cullinary Association of Victoria
(ICAV) Herry Febriyanto.
“Kemendag membahas peluang kerja sama dengan GAHC untuk meningkatkan daya saing produk
halal Indonesia di Australia. Pasar produk halal di Australia tumbuh menjanjikan dan produk halal
Indonesia harus mampu bersaing di pasar yang terus berkembang ini. Selain itu, Kemendag terus
berkomitmen meningkatkan daya saing produk halal ke pasar Australia sebagai bagian dari upaya mendorong ekspor,” ungkap Mendag Busan.
Baca Juga:
Mendag Busan Tegaskan Dukungan Kemendag Percepat Swasembada Pangan
Dalam pertemuan tersebut, mengemuka upaya peningkatan daya saing produk halal Indonesia ke pasar Australia, melalui tiga cara. Pertama, menyediakan sertifikasi halal berstandar global. Tujuannya, untuk memperluas akses pasar ekspor.
Kedua, meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memenuhi standar halal internasional. Ketiga, mendukung pemasaran produk halal UMKM di Indonesia dan luar negeri.
Mendag Busan mengatakan, Australia merupakan negara tujuan ekspor produk halal Indonesia ke-18. Selama lima tahun terakhir (2019-2023), tren ekspor produk halal Indonesia ke Australia tumbuh 7,15 persen dan nilai ekspornya mencapai USD 515,27 juta pada 2023.