“Jika ditotal, maka nilai komitmen yang diperoleh sampai titik ini, dalam kunjungan ini, adalah US$ 32,7 miliar," kata Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, dalam keterangannya di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Rabu (3/11/2021).
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, berharap, nilai US$32,7 miliar yang telah ada ini bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas US$ 35 miliar.
Baca Juga:
Apindo Ungkap Penyebab Tutupnya Banyak Pabrik dan PHK di Jawa Barat
Namun, hasilnya, Minggu (7/11/2021), BKPM membagikan update terbaru bahwa total komitmennya telah mencapai US$ 44,6 miliar atau Rp 637,7 triliun.
Dalam negosiasi perjanjian kerjasama, Bahlil menuturkan, pemerintah fokus pada bidang hilirisasi.
"Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan kita umumkan besok nanti,” ujar Bahlil.
Baca Juga:
Sejarah UMKM Nasional, Roda Penggerak Perekonomian Indonesia
Dengan total komitmen investasi US$ 44,6 miliar itu, Bahlil menuturkan, di dalamnya telah termasuk nilai investasi dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Air Products dari Amerika Serikat senilai US$ 15 miliar.
Dia menuturkan, Uni Emirat Arab memiliki minat tersendiri akan pembangunan ibu kota baru Indonesia.
Berikut ini 15 perjanjian kerjasama dan kesepakatan strategis yang bisa dirangkum dari lawatan Presiden Jokowi dan rombongan: