WahanaNews.co | PT PLN (Persero) segera mengonversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi pembangkit yang berbasis energi baru terbarukan (EBT). Rencananya, lelang dibuka dalam dua bulan ke depan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLN memiliki 5.200 PLTD di 2.130 lokasi. PLTD merupakan pembangkit yang terhitung mahal.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
"Diesel ini termasuk pembangkit yang mahal, BBM itu sebagian besar diimpor. Biayanya sekitar Rp 3.500 hampir Rp 4.000 per kWh atau sekitar 28 sen," katanya dalam Energy Outlook 2022 CNBC Indonesia, Kamis (24/2/2022).
Dia menjelaskan, dari kapasitas PLTD 2 gigawatt (GW), 588 megawatt (MW) di antaranya akan dikonversi menjadi EBT.
"Ini strategi kita, dari 2 GW, itu ada ada 588 MW yang akan diubah jadi EBT. Sebagian akan kita connect dengan transmisi, ada sebagian kita juga ubah dari yang BBM menjadi gas," ujarnya.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Ia melanjutkan, dari 588 MW sebanyak 250 MW akan dilelang dalam dua bulan ke depan.
"Dari 588 kami membuka lelang sebesar 250 MW tentu saja di sini lelang yang sedang kami siapkan ini dalam waktu dua bulan ini sudah kami buka lelangnya. Itu adalah lelang untuk berkompetisi secara inovasi," ujarnya.
Di sisi lain, Darmawan menyebut, listrik dari pembangkit EBT makin lama makin murah."Kalau kami mengacu di 2015 harganya masih 25 sen, kemudian menjadi 10 sen, ini skala kecil jadi tidak bisa dibandingkan skala besar.
Tapi harapan kami ini pertama kali renewable energy dari PLTS misalnya beroperasi 24 jam yaitu dengan menggunakan baterai energi sistem yang biasanya mahal," ujarnya. [qnt]