Fenomena lifestyle inflation juga menjadi perhatian serius. Dennis Shirshikov dari Awning mengungkapkan bahwa naiknya gaji sering dijadikan alasan untuk meningkatkan gaya hidup, mulai dari rumah yang lebih besar hingga mobil mewah, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
"Banyak yang merasa sah membeli rumah besar atau mobil mewah hanya karena sudah disetujui bank," ujarnya.
Baca Juga:
Paul Pogba Pimpin 51 Atlet Desak UEFA Larang Israel Tampil di Sepak Bola Internasional
Terakhir, tekanan sosial untuk tampil sukses di hadapan lingkungan kerap menjadi pendorong utama pengeluaran berlebih.
Shirshikov mencontohkan, "Saya punya kolega yang gajinya besar, tapi selalu habis demi gadget terbaru atau liburan mewah, hanya agar tidak kalah dengan teman-temannya."
Ia menyebut bahwa mentalitas ingin kelihatan kaya bisa menjadi musuh terbesar bagi kestabilan finansial seseorang.
Baca Juga:
Tekanan Politik AS Gagalkan Upaya Pembekuan Israel di UEFA
Melalui serangkaian pengeluaran yang tampak biasa namun sebenarnya berisiko, kelas menengah sering kali terjebak dalam pola yang menjauhkan mereka dari cita-cita finansial yang mapan.
Mengendalikan gaya hidup dan fokus pada tujuan jangka panjang menjadi kunci untuk keluar dari jebakan tersebut.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.