WahanaNews.co | Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti buku cerita 1001 malam. Pasalnya, segala hal kebijakan pemerintah mengenai perekonomian ada di dalamnya.
Menurutnya, APBN tidak hanya berisi mengenai penerimaan negara, belanja, tapi ada juga asumsi suku bunga, rupiah, inflasi, hingga harga minyak.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
"APBN itu sama seperti buku 1001 malam. APBN itu bisa 1001 cerita. Kalau dibuat (jadi konten tiktok) bisa jutaan bahkan. Jadi APBN itu punya banyak cerita," ujarnya dalam Bincang APBN 2023, Jumat (28/10) melansir CNNIndonesia.
"Anda bisa bikin tiktok harga minyak, tiktok tentang subsidi, tiktok tentang pendidikan, bisa bikin LPDP. Bisa bikin apa saja, u name it. Jalan raya, jadi APBN seperti 1001 cerita, 1001 malam," imbuhnya.
Bendahara negara ini menyebutkan itu masih satu bagian saja. Ada lagi mengenai defisit, pembiayaan, utang yang paling menarik bagi masyarakat. Belum lagi subsidi, penyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN dan masih banyak hal lainnya.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
Karenanya, ia menyebutkan bahwa APBN sama halnya dengan cerita dongeng 1001 malam. Hal pertama yang dipikirkan setiap orang setiap mendengar APBN maupun buku cerita 1001 malam pasti berbeda.
"Anda semua bisa mencicipi dan boleh memilih yang mana. What u first thinking about APBN? defisit, utang, itu hanya satu cerita. APBN is actually many-many other cerita yang ada di situ," jelasnya.
Oleh karenanya, ia menyebutkan jika berbicara tentang APBN, dilakukan dalam satu hari penuh pun tak akan selesai. Butuh waktu bermalam-malam, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk membahasnya.
Hal itulah yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di mana penyusunan APBN untuk tahun anggaran berikutnya disusun dari jauh-jauh hari.
Misalnya, APBN 2022 disusun sejak Februari 2021. Pada saat penyusunan pemerintah hanya mempertimbangkan pandemi covid-19, tapi seiring berjalan waktu ada perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan berbagai krisis di belahan dunia.
Itulah sebabnya pemerintah melakukan berbagai perubahan dalam APBN. Contohnya menambah anggaran subsidi, merevisi target pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun ini.
"Itu lah yang kita lakukan. Pembahasan butuh waktu lama di Kementerian Keuangan sebelum dibawa ke DPR," pungkasnya. [tum]