"Huayou Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya nikel ramah lingkungan, kawasan industri yang berkelanjutan, serta mendukung kebutuhan bahan baku yang kuat untuk industri baterai kendaraan energi baru," tertulis dalam pernyataan resmi mereka.
Huayou Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan mempekerjakan sekitar 13 ribu karyawan.
Baca Juga:
Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan
Perusahaan ini juga menekankan penggunaan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka panjang mereka.
Jejak Investasi Huayou di Nusantara
Saat ini, Huayou Indonesia telah memiliki enam proyek besar yang tersebar di beberapa wilayah strategis Indonesia.
Baca Juga:
Tahun 2030 Indonesia Bakal Pakai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, ALPERKLINAS Dukung Menteri ESDM yang Wajibkan Sosialisasi Masif ke Masyarakat
Yang pertama adalah proyek Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP) di Sulawesi Tenggara, yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan industri mulai dari High Pressure Acid Leaching (HPAL), Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), pemurnian, prekursor, bahan katoda, baterai lithium ternary, hingga fasilitas daur ulang baterai.
Selain itu, Huayou juga menjalankan proyek Huayue HPAL di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah; serta Huafei HPAL dan Huake RKEF di kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.
Dua proyek besar lainnya adalah KNI HPAL yang juga berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan Proyek Sorowako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.