"Huayou Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya nikel ramah lingkungan, kawasan industri yang berkelanjutan, serta mendukung kebutuhan bahan baku yang kuat untuk industri baterai kendaraan energi baru," tertulis dalam pernyataan resmi mereka.
Huayou Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan mempekerjakan sekitar 13 ribu karyawan.
Baca Juga:
PLN dan ESDM Terangi Papua, 280 Ribu Rumah Ditargetkan Nikmati Listrik
Perusahaan ini juga menekankan penggunaan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka panjang mereka.
Jejak Investasi Huayou di Nusantara
Saat ini, Huayou Indonesia telah memiliki enam proyek besar yang tersebar di beberapa wilayah strategis Indonesia.
Baca Juga:
Ini 18 Proyek Hilirisasi Era Presiden Prabowo Rp618 Triliun, Ada Industri Besi Baja di Kabupaten Sarmi Papua Senilai Investasi Rp19 Triliun
Yang pertama adalah proyek Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP) di Sulawesi Tenggara, yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan industri mulai dari High Pressure Acid Leaching (HPAL), Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), pemurnian, prekursor, bahan katoda, baterai lithium ternary, hingga fasilitas daur ulang baterai.
Selain itu, Huayou juga menjalankan proyek Huayue HPAL di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah; serta Huafei HPAL dan Huake RKEF di kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.
Dua proyek besar lainnya adalah KNI HPAL yang juga berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan Proyek Sorowako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.