WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah strategis China dalam mengamankan kendali atas rantai pasok kendaraan listrik global semakin nyata, ketika Huayou resmi mengambil alih posisi LG Energy Solution dalam megaproyek industri EV di Indonesia.
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Baca Juga:
Pemerintah Putuskan Tarif Listrik TW II Tidak Naik, PLN Siap Beri Pelayanan Optimal Seluruh Pelanggan
"Huayou akan menggantikan LG Energy Solution yang sebelumnya memutuskan hengkang dari proyek investasi kendaraan listrik di Indonesia," ujar Bahlil dalam keterangannya kepada media.
Huayou, perusahaan asal China, akan mengucurkan investasi sebesar US$9,8 miliar atau sekitar Rp165,4 triliun untuk membangun fasilitas industri terintegrasi.
Investasi ini akan mencakup seluruh rantai pasok baterai kendaraan listrik, dari proses penambangan hingga produksi akhir.
Baca Juga:
Tahun 2030 Indonesia Bakal Pakai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, ALPERKLINAS Dukung Menteri ESDM yang Wajibkan Sosialisasi Masif ke Masyarakat
Siapa Sebenarnya Huayou?
Mengacu pada situs resmi Huayou Indonesia, perusahaan ini merupakan bagian dari Zhejiang Huayou Cobalt, korporasi raksasa asal China yang telah berkecimpung di sektor pengolahan nikel sejak 2002.
Di Indonesia, Huayou Indonesia memfokuskan diri pada pengolahan nikel menjadi produk-produk bernilai tambah, salah satunya adalah baterai untuk kendaraan listrik. Komitmen mereka terhadap keberlanjutan juga ditegaskan dalam pernyataan resmi perusahaan.
"Huayou Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya nikel ramah lingkungan, kawasan industri yang berkelanjutan, serta mendukung kebutuhan bahan baku yang kuat untuk industri baterai kendaraan energi baru," tertulis dalam pernyataan resmi mereka.
Huayou Indonesia berkantor pusat di Jakarta dan mempekerjakan sekitar 13 ribu karyawan.
Perusahaan ini juga menekankan penggunaan tenaga kerja lokal sebagai bagian dari strategi pembangunan jangka panjang mereka.
Jejak Investasi Huayou di Nusantara
Saat ini, Huayou Indonesia telah memiliki enam proyek besar yang tersebar di beberapa wilayah strategis Indonesia.
Yang pertama adalah proyek Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP) di Sulawesi Tenggara, yang menjadi pusat dari berbagai kegiatan industri mulai dari High Pressure Acid Leaching (HPAL), Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), pemurnian, prekursor, bahan katoda, baterai lithium ternary, hingga fasilitas daur ulang baterai.
Selain itu, Huayou juga menjalankan proyek Huayue HPAL di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah; serta Huafei HPAL dan Huake RKEF di kawasan industri Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.
Dua proyek besar lainnya adalah KNI HPAL yang juga berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan Proyek Sorowako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Dengan jaringan proyek yang tersebar luas dan investasi raksasa yang digelontorkan, Huayou menunjukkan ambisinya untuk menjadi pemain kunci dalam ekosistem kendaraan listrik Indonesia, sekaligus memperkuat pengaruh industri baterai China secara global.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]