WahanaNews.co | PLN tengah fokus menggenjot program co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Setidaknya, hingga 2025 mendatang kebutuhan biomassa PLN kurang lebih mencapai 10,2 juta ton untuk mensubtitusi 10% kebutuhan batu bara.
Baca Juga:
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
Saat ini, PLN telah bekerja sama dengan PT Perhutani untuk memastikan pasokan bahan biomassa untuk program co-firing PLTU berjalan lancar.
Kebutuhan biomassa untuk dua PLTU, yaitu PLTU Pelabuhan Ratu dan PLTU Rembang akan dipasok oleh Perhutani.
Kerja sama kedua BUMN ini ditandai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang direncanakan pasokan biomassa ke PLTU akan dimulai pada Desember 2022.
Baca Juga:
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
Nantinya, Perhutani akan memasok biomassa dari pengolahan tanaman kaliandra dan gamal untuk dua PLTU tersebut.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, sinergi dua BUMN ini merupakan upaya bersama untuk menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060. Kerja sama ini sebagai proyek yang akan dipamerkan dalam perhelatan KTT G20 November mendatang.
"Co-firing pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23% dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada 2060," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3).