Namun, yang jarang diketahui adalah potensi lain dari bagian pohon sirsak, yaitu daunnya.
Meski di Indonesia belum sepenuhnya dimanfaatkan, di pasar luar negeri daun sirsak justru mendapat perhatian khusus.
Baca Juga:
Surplus Nonmigas September 2025 Tambah Perolehan Surplus Kumulatif 2025
Daun dari pohon Annona muricata ini secara tradisional telah digunakan dalam bentuk teh atau ekstrak karena kandungan fenolik, flavonoid, dan acetogenin yang memberikan efek antioksidan, antimikroba, serta anti-inflamasi.
Dalam jurnal Comprehensive Review on the Ethnomedicinal, Phytochemistry, and Pharmacological Aspects Focusing on Antidiabetic Properties, disebutkan bahwa klaim manfaat daun sirsak cukup beragam, mulai dari membantu meredakan sakit kepala, mengatasi insomnia, hingga dugaan aktivitas antikanker berdasarkan uji laboratorium.
Meski begitu, bukti klinis pada manusia masih terbatas. Artinya, klaim tersebut sebaiknya dipandang sebagai hipotesis awal yang membutuhkan uji klinis lebih lanjut.
Baca Juga:
“Where Spices Tell Stories”, Misi Dagang Rempah ke Belanda Bukukan Potensi Transaksi Rp239,4 Miliar
Di sisi lain, penelitian juga mencatat adanya senyawa acetogenin, seperti annonacin, yang memiliki potensi neurotoksik.
Hal ini membuat konsumsi daun sirsak dalam dosis tinggi atau jangka panjang perlu mendapat pengawasan medis ketat.
Produk daun sirsak yang paling populer di pasar global adalah teh kering, baik dalam bentuk loose leaf maupun tea bag.