WahanaNews.co, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Julfi Hadi menyampaikan panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri di Indonesia.
Selain itu, kata dia, menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
PLN Peroleh Dua Penghargaan ESG, Langkah Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan
"Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol. Selain itu, dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama," kata Julfi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (5/12/23).
Julfi menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam sesi talkshow Collective Actions in Decarbonization to Support the Achievement of NDC and Net Zero Emission Target di Paviliun Indonesia pada perhelatan Conference of Parties (COP) ke-28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (3/12).
Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau PGE, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional pada 2030.
Baca Juga:
Kedepankan Aspek Keberlanjutan, PLN Raih ESG Awards Sektor Energi di Ajang SAFE
"Jika pertumbuhan Pertamina Geothermal Energy mengikuti rencana skenario agresif, Pertamina Geothermal Energy sendiri akan berkontribusi terhadap 5 persen pengurangan karbon nasional pada tahun 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun ke depan," kata Julfi.
Selain itu, perseroan juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi.
"Strategi yang kami jalankan, di antaranya dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia yang sedang berkembang dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE)," ungkapnya.