Terkait dengan upaya memperluas dampak perseroan terhadap perjalanan dekarbonisasi di Indonesia, Julfi mengungkapkan saat ini PGE sedang mengembangkan produk sekunder (secondary product) panas bumi.
"Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy, di antaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika," katanya.
Baca Juga:
PLN Peroleh Dua Penghargaan ESG, Langkah Nyata Menuju Bisnis Berkelanjutan
Selain itu, pada perhelatan COP ke-28 juga dilaksanakan joint statement kemitraan lapangan panas bumi Suswa, Kenya antara PGE, Geothermal Development Company (GDC), dan salah satu pemegang saham PGE, Masdar. Joint statement tersebut diumumkan oleh Presiden Republik Kenya William Ruto pada Sabtu (2/12).
Adapun tujuan dari joint statement tersebut untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa.
"Kemitraan yang memiliki nilai investasi 1,2 miliar dolar AS ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW (megawatt) tenaga panas bumi pada tahun 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ucap William Ruto.
Baca Juga:
Kedepankan Aspek Keberlanjutan, PLN Raih ESG Awards Sektor Energi di Ajang SAFE
Lebih lanjut, PGE juga aktif menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan guna mengakselerasi pengembangan panas bumi.
"Hal ini dilakukan dengan menjajaki pengaturan baru guna memasok listrik ramah lingkungan kepada pelanggan yang dapat membuat listrik panas bumi lebih mudah diakses, optimalisasi teknologi serta kerja sama dengan lembaga keuangan yang berfokus pada ESG (environmental, social, and governance) yang mampu membiayai/membiayai kembali proyek-proyek baru panas bumi," ujar Julfi.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.