Jika Pemerintah cinta rakyat lebih baik pertahankan subsidi BBM untuk rakyat dari pada mensubsidi Oligarki Obligor BLBI.
Sementara itu pengamat Politik Andrianto mempertanyakan latar belakang pemerintah menaikan harga BBM. “Apakah pemerintah sedang berbisnis dengan rakyatnya, sehingga merasa perlu untuk menaikkan harga BBM agar memperoleh laba sebesar-besarnya,” ujarnya.
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
Andri juga memiliki prakiraan lain di balik kenaikan BBM ini. Menurutnya, bisa jadi pemerintah Jokowi tengah berusaha keras menghimpun duit untuk membayar cicilan hutangnya.
Sebab, jika Jokowi tak sanggup membayar cicilan hutang luar negeri, maka statusnya akan default.
“Ini tentunya akan mengganggu kredibilitas dari pemberi hutang kepada Indonesia. Hasilnya bisa jadi tahun depan, Indonesia tidak mendapat tambahan hutang baru,” imbuhnya.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
Sementara itu, Bandot DM Koordinator Forum Diskusi Kebangkitan Indonesia (Forum DKI) menilai pemerintah mestinya sedari awal lebih kreatif untuk menekan harga BBM.
“Sejak orde baru, metode untuk menekan harga BBM hanya subsidi saja. Padahal, banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menekan harga BBM. Hal terpenting adalah melakukan audit kinerja dan audit forensik terhadap Pertamina,” katanya.
Dia juga menyoroti subsidi terhadap obligor BLBI yang masih terus membebani APBN.