"Benih merupakan penentu produktivitas tanaman. Jika benih terjamin maka petani akan full senyum, hasilnya melimpah. Tapi, jika benih abal-abal meskipun input produksi sudah bagus, hasilnya juga akan zonk. Jangan menggunakan bibit yang abal-abal," ujar Dedi.
Selain itu, Dedi juga mengungkapkan bahwa secara teknis setidaknya ada tiga unsur yang harus dipenuhi agar tanaman memiliki produktivitas yang tinggi.
Baca Juga:
Mentan Ajak Kolaborasi dan Dorong Pengembangan VUB Padi IPB 9G
"Pertama benih varietas unggul, yang kedua nutrisinya, pupuknya harus diperhatikan, unsur-unsur organiknya harus dipenuhi, dan yang ketiga adalah air. Kebutuhan air dalam pertanian sama pentingnya dengan kebutuhan air pada manusia," kata Dedi.
Hal ini juga dipertegas dengan pernyataan Bambang Sudarmanto, direktur perusahaan Polbangtan YoMa, yang menekankan pentingnya benih bagi pembangunan pertanian tanah air.
"Oleh karena itu, mahasiswa juga perlu memahami peraturan dan tata cara pendaftaran varietas secara online, serta pentingnya perlindungan varietas yang dijelaskan oleh para pembicara. Timbalah ilmu sebanyak-banyaknya melalui forum ini," kata Bambang.
Baca Juga:
Jawa Barat Ditargetkan Jadi Penghasil Padi Tertinggi Nasional
Menghadirkan narasumber dari PPVT-PP yaitu M Asril, Wiji Astutiningsih, Nani Suwarni, dan dimoderatori oleh M Luthful Hakim, partisipan yang hadir diberikan pemaparan materi yang bernas tentang seluk beluk perbenihan.
"Kami akan bahas tuntas mulai dari bagaiman cara pendaftaran varietas tanaman, pelepasan varietas sebagai izin komersialisasi varietas unggul, hingga sistem perlindungan varietas tanaman di Indonesia," ujar Luthful.
Asril mengatakan pendaftaran varietas lokal sebenarnya dapat didaftarkan oleh siapapun, “dengan cara melaporkan ke dinas pertanian setempat, dengan melampirkan foto dan mencantumkan keterangan, kemudian disertakan dengan tanda tangan bupati lokasi yang bersangkutan pada pendaftaran varietas lokal.