WahanaNews.co | Untuk mendorong ketahanan pangan, Menteri Pertanian H. Syahrul Yasin Limpo mengatakan komitmennya mengawal distribusi pupuk bersubsidi.
"Hal ini mengingat pupuk itu tidak langka, tetapi kurang dari jumlah yang dibutuhkan petani untuk sektor pertanian," kata Syahrul disela Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Selasa (25/10/2022).
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Ungkap Arahan Swasembada Pangan
Mencermati fenomena itu, ia mengatakan, maka perlu dikawal ketat sehingga peruntukannya tepat sasaran.
Keterbatasan pasokan pupuk bersubsidi itu, karena dari 67 jenis pupuk hanya 9 jenis pupuk bersubsidi dan dari jumlah tersebut yang diintervensi hanya untuk pupuk urea dan NPK.
"Pupuk urea untuk penyuburan dan NPK untuk pembuahan, tidak pakai yang lain. Kalau yang lain pakai Kredit usaha Rakyatr (KUR) BI," katanya.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, Kementan Siap Berjuang untuk Indonesia Daulat Pangan
Lebih jauh dijelaskan, pentingnya juga memahami jika KUR sebagai pinjaman modal petani turut disubsidi, karena bunganya 11 hingga 12 persen diambil, namun dibayarkan oleh Bank Indonesia, sehingga bunga kreditnya tinggal 6 hingga 3 persen.
Dia mengatakan, pupuk itu dibutuhkan, karena jika menggunakan pupuk maka produksi akan naik.
"Kalau satu hingga dua ton pupuk itu hanya diberikan pada ikan," ujarnya.