WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat transisi energi berkeadilan melalui rangkaian aksi konkret di tingkat nasional maupun global.
Komitmen tersebut disampaikan dalam forum internasional Conference of the Parties ke-30 (COP30) yang berlangsung pada Jumat (14/11/2025) di Belem, Brazil.
Baca Juga:
Pengisian Kendaraan Listrik Melonjak Tajam, PLN Catat Rekor Baru Selama Nataru 2025/2026
Pada kesempatan itu, PLN berpartisipasi aktif dalam sesi CEO Talk bertema “Corporate Climate Leadership for Indonesia’s Net Zero Action through High Integrity Carbon.”
Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, memaparkan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 disusun dengan orientasi yang jauh lebih hijau dan progresif dibanding edisi sebelumnya.
“Jika dalam RUPTL sebelumnya kami hanya akan membangun sekitar 21 gigawatt (GW) energi terbarukan, kini kapasitas tersebut meningkat menjadi sekitar 52,9 gigawatt (termasuk storage) selama periode 2025-2034,” ujar Haryadi.
Baca Juga:
Pakai EV Saat Liburan Nataru, Pengguna Akui Perjalanan Lebih Menyenangkan
Selain memperluas pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), PLN juga fokus menurunkan emisi dari pembangkit eksisting.
Upaya tersebut diwujudkan melalui partisipasi dalam skema perdagangan emisi nasional yang kini menjadi instrumen penting untuk mendorong dekarbonisasi secara bertahap, terukur, dan berkelanjutan pada sektor ketenagalistrikan.
Dalam agenda CEO Talk bertajuk "Corporate Climate Leadership for Indonesia’s Net Zero Action through High Integrity Carbon” yang digelar pada Jumat (14/11/2025) di Belém, Brazil, Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi (kiri) menjelaskan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 jauh lebih hijau dibandingkan dengan sebelumnya. Dirinya juga menambahkan, selain memperluas pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), pihaknya juga berupaya menurunkan emisi dari pembangkit eksisting.