Melalui strategi tersebut, PLN akan memperbesar investasi pada sistem penyimpanan energi, membangun pembangkit fleksibel, serta memperkuat jaringan transmisi hijau antarwilayah.
Pendekatan terintegrasi ini memungkinkan peningkatan kontribusi energi terbarukan hingga lebih dari 75 persen dalam satu dekade ke depan, tanpa mengorbankan keandalan pasokan maupun keterjangkauan tarif listrik masyarakat.
Baca Juga:
PLN Operasikan Smart Microgrid Nusa Penida, Pulau Wisata Kini Jadi Pionir Energi Hijau Digital
Haryadi juga mengungkapkan bahwa potensi ekspansi energi terbarukan PLN berpeluang menghasilkan hingga 250 juta ton sertifikat pengurangan emisi di masa depan.
Menurutnya, peluang tersebut tidak hanya menjadi pemenuhan regulasi, tetapi juga membuka ruang besar bagi terciptanya nilai ekonomi hijau.
“Potensi green attribute tersebut bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis PLN dalam mengembangkan energi bersih, tetapi juga menegaskan peran PLN sebagai penggerak ekonomi hijau nasional. Kami ingin memastikan bahwa setiap ton emisi yang berhasil dikurangi dapat memberikan nilai tambah nyata bagi negara, investor, dan masyarakat,” jelas Haryadi.
Baca Juga:
Transformasi Sukses: PLN Raih Predikat Tempat Kerja Terbaik dari Great Place to Work Indonesia
Selain itu, PLN berupaya melampaui target regulatif melalui berbagai bentuk kolaborasi lintas sektor.
Perusahaan juga mendorong pemanfaatan skema pendanaan inovatif dan mekanisme pasar karbon yang berintegritas tinggi agar implementasi strategi transisi energi berjalan inklusif dan berkeadilan.
"Dukungan dari lembaga pembiayaan internasional, transfer teknologi, dan mekanisme pasar karbon berintegritas tinggi menjadi kunci agar percepatan transisi energi tetap inklusif dan berkeadilan," pungkas Haryadi (Seremoadver).