WahanaNews.co, Jakarta -
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat perannya dalam mendukung pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya melalui hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah sektor industri dalam negeri.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Ditjen IKFT) Kemenperin telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Silika Tahun 2025-2045, yang diharapkan mampu menjadi pondasi awal dalam memacu pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8 persen pada tahun 2029.
Baca Juga:
Wirausaha Industri Baru Tekan Kemiskinan Ekstrem dan Majukan Ekonomi Daerah
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa hilirisasi industri silika merupakan langkah strategis dalam memperkuat struktur industri nasional sekaligus meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
“Pengembangan hilirisasi silika tidak hanya untuk meningkatkan nilai ekonomi nasional, tapi juga menciptakan multiplier effect lainnya seperti membuka lapangan kerja baru, menumbuhkan investasi, serta mendukung kedaulatan pangan, energi, dan sektor lain yang terkait,” ungkap Menperin dalam keterangannya di Jakarta (14/12).
Data dari Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, cadangan pasir silika mencapai 7,8 miliar ton, batu kuarsa sebesar 24,8 juta ton, dan sumber daya kuarsit sebanyak 1,65 miliar ton. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan sumber daya mineral yang mumpuni sebagai modal utama dalam pengembangan hilirisasi dan penguatan industri silika dalam negeri.
Baca Juga:
Kemenperin: Penerapan IPAL Ramah Lingkungan Dukung Praktik Industri Hijau
Direktur Jenderal IKFT Taufiek Bawazier menjelaskan bahwa hilirisasi silika berpotensi untuk memberikan nilai tambah yang sangat besar.
“Dengan hilirisasi, solar-grade wafer silikon memiliki peluang untuk meningkatkan nilai hingga 1.300 kali lipat, bahkan hingga 27 kali lipat jika diolah menjadi electronic-grade wafer silikon,” ungkap Taufiek.
Menurut Taufiek, Peta Jalan Hilirisasi Silika menjadi sangat penting agar Indonesia tidak terus-menerus mengandalkan ekspor mentah. Secara bertahap, industri silika telah menerapkan hilirisasi secara terintegrasi dari hulu ke hilir dengan target hingga tahun 2045.