"Karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina, sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina," kata perwakilan Vivo.
Sementara itu, Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, menyebut pihaknya menolak membeli base fuel Pertamina karena pertimbangan compliance dan spesifikasi yang tidak sesuai.
Baca Juga:
Kilang Dumai Terbakar, Pertamina Tegaskan Upaya Pemadaman dan Isolasi Area
"Namun pada saat itu, satu hal yang belum terkonfirmasi secara jelas itu adalah mengenai kandungan etanol," ujar Vanda.
Ia menambahkan, BP-AKR juga meminta tambahan dokumen Certificate of Origin untuk memastikan produk tidak berasal dari negara yang terkena embargo internasional.
"Ini penting untuk kami, karena salah satu shareholder kami kan bergerak atau mempunyai bisnis di lebih dari 70 negara. Jadi kami pun juga perlu mengadopsi standar atau hukum internasional. Di sini di mana kami juga mengurangi risiko akan trade sanction," jelasnya.
Baca Juga:
SPBU Swasta Kian Diminati, Pertamina Disebut Gagal Jaga Kepercayaan Konsumen
Sedangkan dari pihak Shell Indonesia, President Director & Managing Director Mobility, Ingrid Siburian, menuturkan hingga kini pihaknya belum memutuskan untuk membeli base fuel Pertamina.
"Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut. Saat ini kami masih dalam pembahasan b to b sesuai dengan anjuran dari Bapak Menteri, terkait pasokan impor base fuel saat ini sedang berlangsung," ujar Ingrid.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.