WahanaNews.co, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyoroti tiga poin penting dalam bauran kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
"Itu semua terangkum dalam tiga poin," kata Perry Warjiyo dalam Seminar Tingkat Tinggi Bank Indonesia - Bank Thailand terkait Kerangka Kerja Kebijakan Terintegrasi di Jakarta, Selasa (22/08/23).
Baca Juga:
Dalih Langgar UU Perlindungan Konsumen: Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pengusaha Trauma
Seminar tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang digelar dari 22-25 Agustus 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Perry menyoroti tiga poin penting dalam kerangka kerja dan kinerja kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Poin pertama yang ia soroti adalah fakta yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kinerja ekonomi terbaik, meskipun di tengah gejolak global.
Baca Juga:
Dalih Langgar UU Perlindungan Konsumen Toko Mama Khas Banjar Tutup, Pengusaha Trauma
Prospek ekonomi Indonesia pada 2023-2024 tetap solid. Pertumbuhan tersebut didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang meningkat dengan produk domestik bruto tercatat antara 4,5-5,3 persen pada 2023 dibandingkan dengan 5,31 persen pada 2022.
Sementara itu, inflasi juga menurun lebih cepat dan akan tetap dalam rentang yang ditargetkan antara 3-1 persen pada 2023, dan 2,5-1 persen pada 2024.
Berikutnya, poin kedua yang ia soroti adalah terkait kerangka kerja yang terkait dengan inflasi. Perry mengakui bahwa BI menerapkan kerangka kerja dasar dalam penanganan inflasi, tetapi hal itu diimbangi dengan upaya penanganan isu terkait aliran modal, nilai tukar dan keamanan sistem keuangan.