WahanaNews.co | Saat ini, harga cabai di pasaran tengah merangkak naik. Ironisnya, keuntungan tersebut tak bisa dinikmati para petani di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Pasalnya, ribuan tanaman cabai rawit di daerah pertanian itu diserang hama. Hal itu mengakibatkan cabai yang seharusnya masuk masa panen malah busuk dan mengering di pohon.
Baca Juga:
Indonesia Ternyata Impor Cabai-Bawang Putih dari Singapura
"Bulan lalu harga cabai rawit sangat murah dan belum di serang hama," kata Ismail Sunggungi.
"Namun saat ini harga cabai mulai naik, justru hasil panen kami dirusak hama," tuturnya.
Akibatnya, Banyak cabai membusuk dan mengering. Kalaupun bisa panen sedikit dan disortir, karena sebagian besar terserang antraknosa.
Baca Juga:
Tak Puas Hasil Food Estate Humbahas, Luhut Langsung Ajak China Masuk
"Diduga kuat pemicunya adalah cuaca yang panas tiba-tiba sesekali hujan," ungkapnya.
Sebagian besar batang cabai yang ditanamnya terserang hama tersebut. Agar tidak merambat ke tanaman cabai yang masih sehat, ia terpaksa membabat batang cabai yang sakit.
Meski begitu, cara itu belum terbukti ampuh meredam serangan hama antraknosa atau yang sering di sebut patek. Beberapa pohon cabainya yang terserang hama patek mati mendadak.
"Saya cabut yang sudah terkena hama. Tentu saya rugi sekali," ungkapnya.
Menurut Ismail, saat ini pestisida kimia untuk meminimalisir hama tersebut sangat mahal. Tidak sebanding dengan pendapatan yang masuk.
"Kalau kami beli pestisida, cabai yang dihasilkan akan terkontaminasi dengan kimia. Dan kalaupun dipaksakan pasti beli pestisida itu mahal," imbuhnya.
"Sesungguhnya kami ini sangat dilema dengan kondisi, tapi apa boleh buat, semua sudah terjadi," ia menandaskan. [qnt]