WahanaNews.co | Pendapatan untuk utilitas listrik China selama tiga kuartal pertama 2021 anjlok, karena perusahaan-perusahaan terjepit oleh melonjaknya biaya batu bara yang tidak dapat mereka berikan kepada konsumen.
Sejauh ini, krisis energi terus melanda negara ekonomi terbesar nomor dua dunia itu.
Baca Juga:
5 Juragan Batu Bara RI, Juaranya Punya Harta Rp 378 T
Mengutip Channel News Asia, Kamis (28/10/2021), Huadian Power International, anak perusahaan China Huadian Corp, melaporkan laba untuk periode Januari-September turun 58 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 1,6 miliar yuan (USD 251 juta) dengan kerugian kuartal ketiga sebesar 1,8 miliar yuan.
Huaneng Power International, cabang terdaftar dari China Huaneng Group, juga mengatakan pendapatan mereka dalam sembilan bulan pertama tahun ini turun 91 persen secara tahun-ke-tahun menjadi 783,9 juta yuan, dengan kerugian kuartal ketiga sebesar 3,5 miliar yuan.
Kedua perusahaan menduga kerugian terjadi akibat kenaikan biaya dari lonjakan permintaan listrik dan pada saat yang sama harga batu bara melonjak.
Baca Juga:
Kenaikan Harga Batu Bara, PLN Was-was Kekurangan Pasokan
Huadian dengan jelas mengatakan dalam pernyataannya, penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh lonjakan harga batu bara termal.
Huadian Energy, juga bagian dari Grup Huadian, memperkirakan pada 16 Oktober kerugian bersih pada periode Januari-September sebesar 522,9 juta yuan atau melonjak dibandingkan dengan kerugian sebesar 173,1 juta yuan tahun sebelumnya.
Perusahaan akan melaporkan pendapatan pada 29 Oktober ini.