WahanaNews.co | PT Garuda Indonesia Tbk dinilai membayar harga sewa terlalu tinggi dari lessor atau perusahaan leasing pesawat. Dikutip dari unggahan Instagram mantan komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha, disebutkan dirinya mempersulit pencairan uang penyertaan modal (PMN) pada Garuda.
Menurut Peter dirinya dipaksa untuk menyetujui penarikan Rp 1 triliun dari Rp 7 triliun yang dijanjikan. Hingga akhirnya dia menandatangani kesepakatan.
Baca Juga:
Putusan MK Beri Kepastian pada Investor, Ekonom Berharap Belanja Modal Meningkat
"Sejak Februari 2020 saya sudah katakan satu-satunya jalan adalah nego dengan para lessor asing yang semena-mena memberi kredit pada Garuda selama 2012-2016 yang juga saya tentang," ujarnya dikutip dari akun Instagram pribadinya, Sabtu (30/10/2021).
Peter mengungkapkan direksi tak ada yang mau mendengarkan masukkannya. Sejak saat itu Peter mengaku dimusuhi.
Dia juga menyebutkan untuk Boeing 777 harga sewa di pasaran rata-rata US$ 750 ribu per bulan. Tapi Garuda mulai dari hari pertama bayar dua kali lipat yaitu sekitar US$ 1,4 juta.
Baca Juga:
Heboh Kabar 15 Menteri Jokowi Mundur, Sandiaga Ungkap Situasi Sebenarnya
"Uangnya ke mana sih waktu diteken? Pengin tau aja," jelasnya.
Selanjutnya Peter juga mengunggah pesawat CRJ yang dinilai salah beli dan mencapai 17 buah. "Siapa sih yang suruh beli? Siapa sih brokernya? Sekarang nganggur dan dibalikin. Ruginya jutaan," jelas dia.
Ekonom Didik J Rachbini ikut mengomentari hal tersebut dengan membagikan hasil tangkapan layar postingan Peter di Instagram ke Twitter.