WahanaNews.co | Dalam rangka menaikkan daya beli masyarakat, pemerintah harus bisa menjaga stabilitas dari harga bahan makanan.
"Kalau dalam jangka pendek memang yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga stabilitas dari harga makanan. Karena yang paling besar kenaikannya itu di harga makanan, terutama harga beras," jelas Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan, di Jakarta, Rabu (3/1/2024).
"Harga beras kemarin naik cukup signifikan dalam negeri terjadi El Nino sementara faktor asingnya India membatasi ekspor ke negara yang, konsumsinya beras, sementara di Thailand juga seperti itu sehingga faktor ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah," tambah Abdul Manap menjelaskan.
Abdul Manap menambahkan sebanyak dua pertiga pendapatan masyarakat golongan menengah ke bawah dialokasikan untuk kebutuhan makanan.
Baca Juga:
Putusan MK Beri Kepastian pada Investor, Ekonom Berharap Belanja Modal Meningkat
"Sehingga dia harus stabil dulu harga ini supaya orang bisa berbelanja dengan harga yang murah," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan inflasi pada Desember 2023 di angka 2,61 persen secara year on year (you), yang diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang minim.
Untuk jangka menengah-panjang cara, menurut Abdul Manap, yang bisa dilakukan pemerintah untuk untuk mengkompensasi kenaikan harga adalah harus ada peningkatan upah.
"Dimana salah satu cara peningkatan upah itu masyarakat harus mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka," jelas dia.
Menurut Abdul Manap, selama ini konsentrasi tenaga kerja Indonesia hanya di sektor pertanian dimana penghasilan dari sektor pertanian sangat tergantung oleh faktor seperti cuaca.
"Sayangnya ketika mereka dalam kasus kenaikan harga ini mereka tidak mendapatkan untung yang maksimal karena biaya yang mereka keluarkan lebih besar dari pendapatan yang mereka dapatkan," ungkap dia.
Adapun, tantangan kedepan untuk menyangga daya beli yakni masih berkelutnya ekonomi global yang masih tidak begitu baik.
Ditambah masalah geopolitik antara Palestina-Israel serta Rusia-Ukraina yang sampai saat ini belum kunjung usai.
"Dari dalam negeri tantangannya salah satunya karena pemilu ini para pelaku usaha investor akan wait and see untuk menaruh uang di mana," kata dia.
"Tentu, investor untuk saat ini lebih senang di sektor keuangan karena sektor ini akan jelas bagaimana nanti pemerintah ke depan seperti apa sehingga mereka akan wait and see sebelum terpilihnya pemerintah baru," tutupnya.
Baca Juga:
Heboh Kabar 15 Menteri Jokowi Mundur, Sandiaga Ungkap Situasi Sebenarnya
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.