Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan untuk mencapai harga TBS Rp1.600 per kg itu cukup sulit.
Pasalnya, pabrik akan membeli TBS dengan harga yang juga tergantung dari harga CPO saat ini.
Baca Juga:
Bupati Tapteng Dengar Langsung Keluhan Masyarakat Terdampak PT. SGSR, Tuntutan 12 Poin Disampaikan
Ia mengatakan harga CPO pun saat ini masih di bawah Rp8.000 per kg. Karenanya, harga TBS sulit mencapai level Rp1.600 per kg.
"Kalau mau beli TBS dari petani seharga Rp1.600 per kg tentu harga CPO harus di Rp8.000 hingga Rp9.000 per kg," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Gulat menuturkan kejatuhan harga TBS akan terus terjadi selama pemerintah tidak mengurangi beban CPO tersebut seperti market obligation (DMO), domestic price obligation (DPO), Flush Out (FO), Pungutan Ekspor (PE) dan Bea Keluar (BK).
Baca Juga:
Wilmar Kembalikan Rp11,8 Triliun, Inilah Korupsi Minyak Sawit Terbesar Sepanjang Sejarah
Ia berpendapat pemerintah bisa meniadakan DMO, DPO, dan FO untuk CPO sehingga harganya kembali naik. "Saya pikir ini saatnya pemerintah mengesampingkan itu," ujarnya.
Sementara untuk BK dan PE masih tetap dipertahankan karena memang dapat memberikan pemasukan juga ke negara.
"Jadi kalau ditanya sampai kapan? ya sepanjang pemerintah tidak menghapus DMO, DPO, dan FO maka sejauh itu lah harga TBS rendah," tegas Gulat.