Senada, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan harga TBS memang tergantung pada fluktuasi harga CPO.
Menurutnya, agar Pabrik Kelapa Sawit (PKS) bisa membeli TBS dengan harga Rp1.600, harga CPO minimal harus Rp8.000 per kg itu pun dengan asumsi rendemennya (oil extraction rate) 20 persen. Kalau di bawah itu, misal 18 persen, maka harga CPO minimal harus Rp8.900 per kg.
Baca Juga:
Guru Besar IPB Sindir LSM yang Koar-koar Anti Sawit
Adapun kondisi saat ini harga CPO masih di level Rp7.000 per kg. Dengan begitu, pabrik belum bisa membeli TBS dari petani dengan harga minimal Rp1.600 per kg.
"Harga TBS saat ini rendah karena harga CPO juga rendah. Ini karena ekspor belum lancar sehingga stok menumpuk di tanki-tanki," ujar Eddy.
Harga TBS sawit memang masih mengkhawatirkan. Meski saat ini mulai naik, Harga TBS sawit masih melempem. Di sejumlah wilayah, harga TBS sawit naik di kisaran Rp50-Rp100 per kilogram (kg).
Baca Juga:
12 Orang Terkaya di Bisnis Sawit Indonesia, Siapa Paling Berjaya?
Di Sumatera Utara, misalnya, harga TBS sawit periode 13-19 Juli 2022 dipatok Rp1.345 per kg. Harganya cuma naik Rp69 per kg dari Rp1.276 per kg pada periode 6-12 Juli 2022.
Sementara di Bengkulu, harga TBS sawit pada tingkat pabrik pengolahan naik beragam sekitar Rp50-100 per kg. Harga tertinggi sebesar Rp1.000 per kg, dan harga terendah sebesar Rp800 per kg.
Kemudian, di Kalimantan Tengah, harganya berkisar Rp1.600 per kg. Bupati Seruyan, Kalteng, Yulhaidir mengatakan harga TBS sudah disepakati bersama dan seluruh perusahaan kelapa sawit wajib membeli TBS milik pekebun swadaya.