WahanaNews.co | Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing masuk bersih ke pasar keuangan domestik senilai Rp4,96 triliun pada periode 30 Januari sampai 2 Februari 2023, yang didominasi masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (3/2/2023) bahwa dalam periode tersebut terdapat modal asing masuk bersih ke pasar SBN senilai Rp5,42 triliun, dan modal asing keluar bersih dari pasar saham sebanyak Rp460 miliar.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Dengan demikian, sejak 1 Januari sampai 2 Februari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp50,15 triliun di pasar SBN, tetapi ada juga aliran modal asing keluar bersih di pasar saham senilai Rp5,68 triliun.
Meski ada aliran modal asing yang masuk tersebut, nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis ke posisi Rp14.900 per dolar AS pada Jumat (3/2/2023) hari ini dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (2/2) Rp14.875 per dolar AS.
Selain rupiah, indeks dolar AS (DXY) juga melemah ke level 101,75. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound sterling Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Sementara, imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke level 6,55 persen. Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang turun ke level 3,393 persen.
Sedangkan, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 75,81 basis poin (bps) per 2 Februari 2023 dari 80,90 bps per 27 Januari 2023.
Meski demikian, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi.[mga]