Laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah orang yang terdampak oleh kelaparan secara global meningkat menjadi 828 juta orang pada 2021, naik sekitar 150 juta orang sejak pandemi COVID-19 mulai merebak.
Lario juga mengatakan bahwa China dapat menjadi contoh tentang bagaimana mengentaskan kemiskinan absolut. "China adalah mitra penting bagi kami di IFAD," katanya.
Baca Juga:
G2C2: Perempuan Muda Hadapi Krisis Iklim
Sebagai negara peminjam sekaligus donor, China telah memainkan "peran fundamental" dalam kerja sama segitiga Selatan-Selatan, kata kepala IFAD itu.
Kerja sama Selatan-Selatan mengacu pada kerja sama pembangunan antara negara-negara berkembang di kawasan Global South. Ketika kerja sama semacam itu melibatkan dukungan dari mitra utara, maka kerja sama itu disebut sebagai kerja sama Segitiga.
"Mengingat apa yang telah dialami China selama beberapa dekade terakhir, ini sungguh merupakan contoh yang baik tentang bagaimana mengangkat ratusan juta orang keluar dari kemiskinan. Kami masih bekerja sama dengan China untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan, dan mereka telah menjadi pelaku fundamental bagi kami," kata Lario.
Baca Juga:
Krisis Energi di Eropa, Kantor PBB di Jenewa Tutup Karena Tak Bisa Bayar Listrik
Pada 2021, China mengumumkan "kemenangan sepenuhnya" dalam perjuangannya untuk mengentaskan kemiskinan, yang berarti kemiskinan absolut telah diberantas di negara dengan populasi terbanyak di dunia itu. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.