WahanaNews.co | Krisis pangan dunia yang dipicu situasi global Covid-19, perubahan iklim dan isu geopolitik berdampak pada kondisi pangan serta akses ekspor.
Untuk mengatasi krisis pangan dunia tersebut, Kementerian Pertanian telah membuat kebijakan dan strategi yang dapat mengendalikan inflasi, menjamin pasokan pangan terjamin dan meningkatkan ekspor pangan; dengan mengikutsertakan banyak pihak termasuk perguruan tinggi.
Baca Juga:
Pemkab Kuningan Terima Bantuan Rp3 Miliar untuk Petani dari Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) untuk bersama-sama menghadapi berbagai ancaman krisis global.
Di antaranya dengan meningkatkan kualitas akademik dan menguasai kemampuan teknologi mekanisasi untuk peningkatan produksi.
Menurut Mentan Syahrul Yasin Limpo, peningkatan produksi penting dilakukan mengingat saat ini semua negara di dunia mengalami hal yang sama, yakni sama-sama menghadapi krisis pangan, termasuk Indonesia dan negara agraria lainya.
Baca Juga:
Prabowo Tebar Benih Padi Dengan Teknologi Drone Pertanian
"Karena itu produksi dibutuhkan tidak hanya untuk kebutuhan nasional tetapi juga peluang ekspor yang bisa didorong dari bangsa ini. Selanjutnya, cara berperilaku bertani kita juga harus disesuaikan dengan tantangan-tantangan yang ada," katanya.
Mentan Syahrul mengatakan, mahasiswa sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek dan lini bangsa harus mampu beradaptasi dengan cepat. Termasuk mahasiswa Polbangtan dalam mengelola produksi pertanian yang lebih maju dan modern.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi percayakan pembangunan pertanian di tangan generasi muda.