WahanaNews.co, Surabaya - Indonesia mengajak seluruh pemangku kepentingan memaksimalkan potensi sektor kelapa. Sinergi antarnegara produsen kelapa diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan bersama.
Indonesia juga mengajak negara produsen untuk fokus pada pengembangan dan penerapan standar peraturan yang secara aktif untuk memajukan industri kelapa berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau.
Baca Juga:
Pemutaran Pratinjau Film Legacy of Java Sapa Hangat Pecinta Kopi di Washington
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono selaku pemimpin diskusi panel sesi 1 konferensi internasional berbasis kelapa COCOTECH ke-51 di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, (22/7).
Diskusi ini mengangkat tema “Kerangka Kebijakan dan Dukungan Internasional untuk Pertumbuhan dan
Pembangunan Berkelanjutan Sektor Kelapa".
“Konferensi COCOTECH secara holistik telah membahas pemanfaatan sektor kelapa dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. COCOTECH membahas upaya riset dan inovasi untuk menghasilkan terobosan sektor perkelapaan dunia,” ujar Djatmiko.
Baca Juga:
Bertolak Ke Singapura, Mendag Dijadwalkan Bertemu Pelaku Usaha di Sektor Kakao
Djatmiko mengungkapkan, upaya pemanfaatan sektor kelapa perlu didorong oleh regulasi kebijakan
yang sinergis dari hulu hingga hilir. Selain itu, perlu didukung badan internasional yang berfokus pada peningkatan produksi sektor kelapa melalui riset dan inovasi yang mumpuni agar kelapa menjadi salah satu solusi energi terbarukan.
“Saat ini, berbagai produk olahan kelapa pangan dan nonpangan semakin diminati karena kualitas
maupun kegunaannya. Untuk itu, riset dan inovasi perlu bergerak maju agar dapat terus mendorong potensi kelapa di sektor energi terbarukan,” tambah Djatmiko.
Djatmiko menambahkan, hilirisasi melalui riset dan inovasi perlu digalakkan agar potensi komoditas
kelapa dapat dimaksimalkan.
“Singkatnya, saya menggarisbawahi bahwa hilirisasi melalui riset dan
inovasi supaya produk bernilai tambah perlu terus bergerak maju yang diperkuat dengan investasi di sektor energi terbarukan. Indonesia selaku pemimpin dalam transisi energi global harus memanfaatkan potensi kelapa sebagai kebutuhan energi hijau,” pungkasnya.
Senada dengan Djatmiko, salah satu pembicara dari Kementerian Perencanaan Nasional/Badan
Perencanaan Nasional Vivi Yulaswati menyatakan, kelapa memiliki potensi besar sebagai sumber energi hijau Indonesia.
Sejalan dengan visi Indonesia sebagai pemimpin global hilirisasi, strategi
seperti pertanian presisi, bioprospeksi, dan bioekonomi sedang diterapkan untuk membantu mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045. Visi tersebut tertuang dalam Draf Peta Jalan Hilirisasi Kelapa 2025--2030.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]