WahanaNews.co | Singapura terancam “mati lampu” alias gelap gulita akibat krisis energi migas yang menimpa Indonesia akibat macetnya distribusi pada bulan Juli lalu. Kok Bisa?
Alasannya adalah pasokan gas alam ke Singapura dari Indonesia belum sepenuhnya pulih sejak mengalami gangguan yang terjadi pada bulan Juli tersebut.
Baca Juga:
Komisi VII DPR Dukung Langkah PLN Kembangkan Super Grid, Smart Grid dan Smart Control Center
Dikutip dari Reuters, Selasa (19/10/2021), pekan lalu Energy Market Authority menyatakan, gangguan pasokan gas di Indonesia telah berkontribusi pada lonjakan harga listrik.
"Lonjakan baru-baru ini dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk permintaan listrik yang lebih tinggi dari biasanya, pemadaman beberapa unit pembangkit, pembatasan gas dari Natuna Barat, serta tekanan pendaratan yang rendah dari gas yang dipasok dari Sumatera Selatan," kata EMA, melansir Reuters, akhir pekan lalu.
Sementara itu, SKK Migas menyatakan, distribusi gas mulai membaik meski belum pulih seutuhnya.
Baca Juga:
Irjen Sumadi Bawa Pulang Piala Bergilir Turnamen Golf Gatrik IKAPELEB ESDM 2023
"Distribusi gas pada September sudah mulai membaik dibandingkan Juli yang mengalami gangguan produksi, namun belum kembali normal seperti awal tahun ini," kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.
"Hal ini disebabkan penurunan laju produksi gas di salah satu lapangan," tambahnya.
Gangguan yang terjadi di Juli disebabkan oleh berhentinya Lapangan Anoa dan pemeliharaan di Lapangan Gajah Baru. Keduanya terletak di Natuna.