WahanaNews.co, Lima - Indonesia mendukung penuh prioritas Keketuaan Peru di dalam Forum Asia-
Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 dengan menitikberatkan pada pentingnya perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ini sejalan dengan dengan tema “Empower, Include, Grow" APEC Peru tahun ini yang menekankan pentingnya aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang inklusif dalam pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Indonesia mengemukakan hal tersebut pada pertemuan perdana Komite Perdagangan dan Investasi (Committee on Trade & Investment/CTI) APEC yang berlangsung di Lima Convention Center (LCC), Lima, Peru, pada 4-5 Maret 2024.
Pada pertemuan ini, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Antar Kawasan dan
Organisasi Internasional Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Reza Pahlevi Chairul.
Pada pertemuan, Delegasi Indonesia juga memperhatikan isu-isu prioritas di bidang inovasi dan digitalisasi untuk memfasilitasi transisi usaha informal ke formal.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Keketuaan Peru diantaranya membahas hasil Konferensi Tingkat Menteri ke-13 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Abu Dhabi, Persatuan Uni Emirat Arab (PEA) yang menghasilkan Deklarasi Menteri Abu Dhabi.
Deklarasi ini menyatakan peran sistem perdagangan multilateral di WTO dalam memberikan dorongan untuk membantu mengatasi tantangan perdagangan global dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk dalam meningkatkan peran usaha kecil dan menengah (UMKM) serta perempuan dalam perdagangan internasional.
Reza menyampaikan, APEC memilki peran penting dalam mendukung sistem perdagangan multilateral secara keseluruhan dengan WTO sebagai intinya. Sebagai forum kerja sama ekonomi di kawasan, APEC berkontribusi untuk mendukung WTO melalui rekomendasi strategis berdasarkan konsensus dan prinsip sukarela.
“APEC juga memiliki potensi untuk meningkatkan kapasitas anggotanya dalam meningkatkan pengetahuan dan bertukar praktik terbaik untuk lebih memahami isu-isu terbaru dan memfasilitasi implementasi perjanjian WTO,” jelas Reza.
Keketuaan Peru juga membahas upaya perwujudan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP), sebuah cita-cita jangka panjang yang dipegang 21 anggota ekonomi APEC. FTAAP bertujuan untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik, salah satunya dengan meningkatkan integrasi ekonomi regional di Kawasan Asia Pasifik.
“Dalam beberapa tahun terakhir, APEC telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mendorong agenda FTAAP melalui serangkaian program peningkatan kapasitas, identifikasi isu perdagangan dan investasi yang terus berkembang, serta pembentukan mekanisme berbagi informasi yang
bermanfaat bagi semua Ekonomi anggota,” imbuh Reza.
Reza melanjutkan, program peningkatan kapasitas dan mekanisme saling berbagi informasi telah menjadi krusial dalam memfasilitasi diskusi dan memajukan agenda FTAAP. Indonesia meyakini upaya-upaya ini tetap menjadi opsi efektif dalam mendorong agenda FTAAP.
“Di sini, kami ingin menekankan bahwa diskusi yang berjalan harus seimbang, praktis, dan memberikan fleksibilitas dalam pembahasan untuk mengakomodasi perbedaan kapasitas dan kemampuan ekonomi. Setiap ekonomi anggota memiliki kapasitas dan kemampuan yang berbeda. Kami berharap pembahasan tentang FTAAP bisa inklusif dan adil serta dapat bermanfaat bagi semua pihak,” tandasnya.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]