WahanaNews.co, San Fransisco -
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkesempatan mengisi kuliah umum di University of California, Berkeley. Pada event tersebut, Menkeu menyajikan topik “Fiscal Policy in Turbulent Times: Experience and Lesson Learnt” di hadapan para mahasiswa dan akademisi.
"Setiap masa selalu terjadi guncangan yang mengancam ekonomi (berupa) pandemi, climate change, perang-geopolitik, disrupsi supply, dan saat ini inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat dan Eropa. APBN (Kebijakan Fiskal) berfungsi melindungi perekonomian dan rakyat melalui fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi," ujar Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari laman resmi Instagram @smindrawati.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
Untuk menjalankan fungsinya, Menkeu memaparkan bahwa APBN harus terus dijaga agar tetap sehat, kredibel, dan sustainable untuk mengatasi masalah kualitas sumber manusia, infrastruktur, produktivitas, serta daya saing. Sehingga, dapat terwujud kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Indonesia mengelola APBN secara hati-hati/prudent dan responsive serta akuntabel dan tetap sehat/kredibel. Banyak negara tidak mampu menjaga fiskal/APBN dengan baik, sehingga memicu krisis keuangan dan ekonomi yang mengancam stabilitas sosial politik," tegasnya.
Menkeu melanjutkan, dalam mengatasi ancaman perubahan iklim, kebijakan fiskal juga sangat penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau termasuk transisi energi.
Baca Juga:
Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, Menkeu: Awal Sinergi yang Baik
"Indonesia menjadi ketua Koalisi Menteri Keuangan Dunia untuk Climate Action," jelas sang Bendahara Negara.
Pada kesempatan tersebut, para mahasiswa sangat antusias menyampaikan berbagai pertanyaan. Antara lain tentang pembangunan sektor pertanian, inklusi keuangan, krisis keuangan yang meliputi dinamika global dan tantangan pengelolaan utang dan kondisi suku bunga tinggi (higher for longer).
"Ada juga pertanyaan personal /nasihat menyangkut karier dan mengejar cita-cita, hingga bagaimana menjadi generasi yang bermanfaat dan memberi impact positive bagi masyarakat," tulis Sri Mulyani.